Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Jaga Stabilitas Harga dan Rupiah, BI Dinilai Perlu Tahan Suku Bunga di 5,75 Persen

Bank Indonesia (BI) dinilai perlu mempertahankan suku bunga acuan atau BI 7-Day Reverse Repo Rate karena sejumlah indikator ekonomi telah menunjukkan perbaikan.
Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo memberikan pemaparan dalam konferensi pers Rapat Dewan Gubernur (RDG) di Jakarta, Kamis (19/1/2023). Bisnis/Himawan L Nugraha
Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo memberikan pemaparan dalam konferensi pers Rapat Dewan Gubernur (RDG) di Jakarta, Kamis (19/1/2023). Bisnis/Himawan L Nugraha

Bisnis.com, JAKARTA – Bank Indonesia (BI) dinilai perlu mempertahankan suku bunga acuan atau BI 7-Day Reverse Repo Rate pada tingkat 5,75 persen pada Rapat Dewan Gubernur bulan ini.

Ekonom Makroekonomi dan Pasar Keuangan LPEM FEB UI Teuku Riefky menyampaikan bahwa laju inflasi di dalam negeri telah secara konsisten menurun dan mencapai tingkat 5,28 persen pada Januari 2023.

Selama empat kuartal berturut-turut, ekonomi Indonesia secara konsisten tumbuh di atas konsensus. PDB Indonesia mencatatkan pertumbuhan sebesar 5,01 persen secara tahunan pada kuartal terakhir 2022, dan membuat pertumbuhan ekonomi keseluruhan tahun 2022 mencapai 5,31 persen.

Pertumbuhan ekonomi pada 2022 pun tercatat sebagai pertumbuhan tertingginya sejak tahun 2013. Namun demikian, pertumbuhan PDB Indonesia pada kuartal IV/2022 melambat dari 5,72 persen pada kuartal sebelumnya, seiring dengan menurunnya windfall profit akibat isasi harga komoditas dan berlalunya low-base effect.

Riefky mengatakan, kondisi ekonomi yang cukup baik di tengah ketidakpastian global tersebut mendorong tingkat kepercayaan masyarakat terhadap kondisi ekonomi domestik di 2023, tercermin dari Indeks Kepercayaan Konsumen (IKK) yang meningkat ke 123,0 di Januari 2023 dari 119,9 di bulan sebelumnya.

Purchasing Manager’s Index (PMI) manufaktur, sebagai acuan aktivitas produksi dan bisnis, juuga meningkat signifikan ke 53,1 pada Januari 2023, dari 50,9 pada Desember 2022. 

Sementara itu, dampak windfall pada performa net ekspor Indonesia mulai mereda, tercermin dari neraca perdagangan pada Januari 2023 yang tercatat sebesar US$3,87 miliar, sedikit menurun dari US$3,96 di bulan sebelumnya.

Di sisi global, sebagian bank sentral sudah menurunkan agresivitasnya dengan menaikkan suku bunga secara lebih perlahan. Pada awal bulan ini, the Fed telah memperlambat pengetatan moneter dengan hanya menaikkan Fed Funds Rate (FFR) sebesar 25 basis poin ke 4,50-4,75 persen.

Namun demikian, konsensus memperkirakan the Fed masih akan melanjutkan langkah menaikkan suku bunga acuannya seiring dengan kondisi pasar tenaga kerja AS yang masih cukup ketat, meski inflasi sudah mulai menurun sebagai imbas dari penurunan signifikan harga energi.

Sejak pertengahan Januari lalu, Indonesia mengalami aliran arus modal masuk yang cukup deras, tercatat mencapai US$1,95 miliar pada minggu kedua bulan ini. 

Arus modal masuk yang deras sejak pertengahan Januari telah mengapresiasi rupiah ke titik terkuatnya di level Rp14.875 per dolar AS dan saat ini mulai stabil di kisaran Rp15.090 per dolar AS.

Cadangan devisa Indonesia pun tercatat sebesar US$139,4 miliar pada Januari 2023, meningkat sekitar US$2,17 miliar dari bulan sebelumnya dan menyentuh level tertingginya dalam 11 bulan terakhir. 

Riefky menilai, perkembangan terkini menunjukkan bahwa kondisi finansial dan moneter Indonesia sudah jauh lebih baik ketimbang beberapa bulan sebelumnya. 

“Mempertimbangkan berbagai faktor tersebut, kami melihat BI perlu menahan suku bunga acuan di 5,75 persen untuk menjaga stabilitas harga dan nilai tukar sembari melanjutkan kebijakan makroprudensial tanpa mengganggu momentum pemulihan ekonomi yang terjadi saat ini,” kata dia.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Maria Elena
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper