Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Indeks Harga Konsumen AS Membaik, The Fed Diperkirakan Tidak Agresif Kerek Suku Bunga

Kenaikan indeks harga konsumen AS secara tahunan pada Januari 2023 merupakan yang paling rendah sejak akhir 2021.
Warga Amerika Serikat sedang berbelanja di supermarket milik Amazon./ Dok. REUTERS.
Warga Amerika Serikat sedang berbelanja di supermarket milik Amazon./ Dok. REUTERS.

Bisnis.com, JAKARTA — Indeks harga konsumen (consumer price index/CPI) AS naik pada Januari 2022, tetapi secara tahunan merupakan yang terkecil sejak akhir 2021. Hal ini menunjukkan inflasi akan terus melambat dan kemungkinan membuat kenaikan suku bunga The Fed pada level moderat.

Menurut Departemen Tenaga Kerja AS, indeks harga konsumen naik 0,5 persen, setelah naik. Sementara itu Inflasi bulanan sebagian didorong oleh kenaikan harga bensin, yang meningkat 3,6 persen pada Januari, menurut data dari Administrasi Informasi Energi AS. 

Ekonom yang disurvei oleh Reuters memperkirakan CPI naik 0,5 persen. Sebagian besar survei dilakukan sebelum Biro Statistik Tenaga Kerja (BLS) Departemen Tenaga Kerja menerbitkan revisi tahunan untuk data CPI yang disesuaikan secara musiman pada hari Jumat lalu. 

BLS juga memperbarui faktor penyesuaian musiman, model yang digunakannya untuk menghilangkan fluktuasi musiman dari data. 

Bobot pengeluaran yang digunakan untuk menghitung CPI juga diperbarui secara efektif dengan laporan bulan Januari. Bobot baru, yang diterbitkan pada hari Jumat, mencerminkan pengeluaran konsumen pada tahun 2021. 

Sektor konsumsi rumah tangga dari CPI kini telah dinaikkan, tetapi bobot untuk transportasi dan makanan diturunkan. Revisi, faktor musiman yang diperbarui, dan bobot baru mendorong beberapa ekonom untuk menaikkan perkiraaan CPI mereka. 

Adapun dalam 12 bulan terakhir, hingga Januari, CPI meningkat 6,4 persen. Angka ini merupakan pertumbuhan terkecil sejak Oktober 2021. Sebelumnya, pada Desember 2022, CPI naik 6,5 persen. 

AS mencatat CPI tahunan melesat 9,1 persen pada Juni 2022, yang merupakan kenaikan terbesar sejak November 1981. 

Tekanan harga pada konsumen membuat negara tersebut mengambil kebijakan moneter yang lebih ketat. Hal ini membebani permintaan, tetapi akan memperbaiki rantai pasokan. 

Pada akhirnya hal tersebut menjadi beban untuk menekan inflasi kembali kepada target The Fed, yakni 2 persen. Pasalnya harga sewa menjadi kaku dan pasar tenaga kerja terbilang ketat dan membuat sejumlah harga sejumlah jasa tetap tinggi. 

Sementara itu Bank sentral AS telah menaikkan suku bunga kebijakan sebesar 450 basis poin sejak Maret 2021 dari mendekati nol menjadi kisaran 4,50-4,75 persen. Sebagian besar kenaikan terjadap pada Mei–Desember. Ekonom menilai The Fed dapat menaikkan suku bunga hingga 5,1 persen. 

Tidak termasuk komponen makanan dan energi yang mudah menguap, CPI meningkat 0,4% setelah naik 0,4% pada bulan Desember. Dalam 12 bulan hingga Januari, CPI inti naik 5,6% setelah naik 5,7% pada Desember.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Muhammad Khadafi
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper