Bisnis.com, JAKARTA - Delegasi Ukraina ingin membuka peluang kerja sama yang lebih erat dengan Indonesia, meskipun perang Rusia vs Ukraina masih berlangsung hingga saat ini.
Delegasi spesialis Perdagangan Anna Liubyma mengatakan bahwa perdagangan antara Indonesia-Ukraina bernilai US$1,24 miliar setahun sebelum perang Rusia vs Ukraina meletus.
"Setelah invasi ilegal Rusia yang tidak beralasan, perdagangan dengan Indonesia hampir sepenuhnya dihentikan," kata Anna, Jakarta Selatan, Jumat (10/3/2023).
Dia menjelaskan ditengah peperangan Ukraina tidak berhenti untuk berjuang menjalin kerjasama yang baik dengan seluruh negara, tak terkecuali Indonesia.
"Selain terus bergerak, untuk benar-benar membuat Ukraina pulih seutuhnya Rusia harus mengakhiri blokade maritimnya, berhenti melakukan pengeboman kawasan pertanian dan industri dan menarik pasukannya," lanjutnya.
Menurutnya, sampai saat ini perdagangan terus terpengaruh dan merugikan semua pihak mitra dagang akibat harga yang lebih tinggi, termasuk Indonesia.
Anna menyadari bahwa begitu banyak peluang menarik di berbagai sektor untuk bekerja dengan Indonesia.
"Mulai dari pertanian, Teknologi Informasi, pengolahan makanan, farmasi, dan energi," tuturnya.
Selain itu, perang Rusia vs Ukraina juga membuat perdagangan barang terhambat karena rute transit yang rusak, bahkan adanya pelarangan sementara transportasi barang melalui jalur darat hingga hilangnya akses ke Laut hitam.
"Hal ini berdampak secara langsung dan memotong seluruh ekspor Ukraina tak terkecuali 90 persen perdagangan biji-bijian," ujarnya.
Anna berharap dengan kunjungannya ke Indonesia bisa kembali mempererat hubungan dengan berbagai sektor kerja.
Selama berada di Indonesia, delegasi Ukraina sudah melakukan 30 pertemuan yang diselenggarakan sejak 6-10 Februari 2023.