Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Buwas Sebut Ada Mafia Beras, Pedagang: Tangkap Saja!

Pedagang mendesak Dirut Perum Bulog Budi Waseso (Buwas) untuk mengungkap oknum yang disebut mafia beras.
Direktur Utama Perum Bulog Budi Waseso memberikan penjelasan kepada awak media, usai rapat dengar pendapat dengan Komisi VI Dewan Perwakilan Rakyat di Jakarta, Rabu (15/5/2019)./Bisnis/Dedi Gunawan
Direktur Utama Perum Bulog Budi Waseso memberikan penjelasan kepada awak media, usai rapat dengar pendapat dengan Komisi VI Dewan Perwakilan Rakyat di Jakarta, Rabu (15/5/2019)./Bisnis/Dedi Gunawan

Bisnis.com, JAKARTA - Koperasi Pasar Beras Induk Cipinang (KPIBC) buka suara soal temuan Dirut Perum Bulog, Budi Waseso atau Buwas mengenai praktek pengoplosan dan pengemasan ulang beras Bulog menjadi beras premium yang terjadi di PIBC beberapa waktu lalu. Dalam temuannya tersebut, Buwas menduga ada praktek mafia beras.

Ketua KPBIC, Zulkifli Rasyid, mengungkapkan potensi penyelewenangan beras Bulog memang sangat bisa terjadi, karena beras yang disalurkan Bulog untuk operasi pasar tersebut mempunyai kualitas premium, tapi dengan harga medium.

“Kan beras yang dikeluarkan adalah beras cakep, premium, dengan harga yang rendah atau dijadikan medium. Gimana enggak tergiur orang. Sudah agak lama nggak dagang beras sebagus ini, mau menjalankan HET [harga eceran tertinggi] yang ditetapkan pemerintah, ya wallahua’lam,” ujar Zuklifli kepada Bisnis, Jumat (10/2/2023)..

Zulkifli mengatakan, Bulog atau pemerintah akan sulit mengawasi di lapangan terkait penyelewengan beras tersebut.

“Masa satgas atau polisi mau nongkrongin orang yang jualan beras satu-satu,” ujarnya.

Terkait dugaan mafia beras di PIBC, Zulkifli menilai penyematan praktek mafia beras di tingkat pedagang tidak tepat. Menurutnya, mafia beras adalah pihak yang mempunyai gudang yang besar dan tidak menjual eceran.

“Orang yang dikatakan mafia itu orang bermodal besar dan punya gudang. Kalau dagang 1 ton, 2 ton ya kan gak nyambung,” ucap Zulkifli.

Lebih lanjut, dia meminta agar Buwas lebih baik mengungkap siapa sejatinya orang yang dia duga sebagai mafia beras. Sebagai mantan Kabaresrim, kata Zulkifli, Buwas pasti mengetahuinya.

“Sekarang yang tahu mafia itu adalah dia, tinggal tangkap saja. Rapat sebelah kantornya, tangkap saja,” tuturnya.

Sebelumnya, Buwas mengungkap aktivitas mafia beras yang mengadakan rapat di dekat Kantor Perum Bulog. Adapun, tindakan mafia beras itu dengan sengaja menaikan harga.

"Saya sampaikan ini supaya dengar semua. Jadi saya gak perlu dibantai atau gimana, nanti yang jawab Satgas Pangan. Jadi jangan seperti itu lah, ini model-model apa dan hebat beraninya mengadakan pertemuan itu di deket kantor Bulog, top banget itu!,” ujar Buwas saat konferensi pers, Jumat (20/1/2023).

Seminggu setelahnya, Buwas pun menemukan dua pedagang yang mengemas ulang beras ukuran 50 kilogram (kg) menjadi ukuran 5 kg dan mengoplos beras Bulog dengan merek lain, saat melakukan inspeksi mendadak di PIBC, Jumat (3/2/2023).

"Pemindahaan beras ke karung merek lain merupakan tindak pidana pemalsuan," ujarnya, Jumat (3/2/2023).

Dia menjelaskan pemalsuan makin jelas jika ada beras Bulog yang dicampur dengan beras merek lainnya dan dijual secara komersial.

Pihaknya juga telah mengambil barang bukti, di antaranya sampel beras dan kemasan beras 5 kg. Menurutnya, operasi beras yang telah dilakukan tidak akan berhasil karena harga di pasar tetap tinggi. Harga beli beras dari Bulog Rp8.800, tetapi dipindahkan ke karung premium merek lain langsung dibanderol Rp12.000 per kg.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Indra Gunawan
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper