Bisnis.com, JAKARTA - PT Perikanan Indonesia (Perindo) menargetkan penyerapan ikan hasil tangkapan nelayan sebanyak 14.252 ton di 2023. Adapun target tersebut belum memperhitungkan keikutsertaan PT Perikanan Indonesia dalam program Penangkapan Ikan Terukur.
Direktur Utama PT Perikanan Indonesia (Perindo), Sigit Muhartono, menyampaikan, hal tersebut sejalan dengan arahan Presiden Joko Widodo (Jokowi) yang meminta PT Perindo untuk terus meningkatkan serapan tangkapan ikan nelayan di seluruh Indonesia.
“Presiden Joko Widodo menginstruksikan badan usaha milik negara (BUMN) di bidang pangan harus menjadi off taker hasil produksi petani, peternak, dan nelayan,” kata Sigit dalam keterangan tertulis dikutip Kamis (9/2/2023).
Menurutnya, jika peran BUMN Pangan sebagai off taker semakin kuat, maka tidak akan ada lagi harga jatuh di tingkat produsen sehingga mampu menggenjot produksi para petani, peternak, dan nelayan.
Sementara itu, Kepala Badan Pangan Nasional (Bapanas), Arief Prasetyo Adi, menyampaikan, arahan yang diberikan Jokowi tersebut merupakan upaya untuk memperkuat ekosistem pangan nasional.
Guna mempersiapkan BUMN Pangan yang kuat dan terintegrasi, menurut Arief diperlukan pendanaan yang dirumuskan bersama dengan Bank Indonesia (BI) dan Kementerian Keuangan (Kemenkeu), serta kesiapan infrastruktur pendukung.
“Untuk pendanaan secara umum ada dua, bisa bersumber dari APBN dan dana murah yang dikerjasamakan dengan Himbara. Hal ini diperlukan sinkronisasi dengan Kemenkeu dan BI,” jelas Arief.
Sepanjang 2022, PT Perindo mencatat perusahaan telah menyerap ikan hasil tangkapan nelayan sebanyak 10.921 ton. Ikan yang terserap antara lain tuna, cakalang, layang, gurita, kembung, deho, dan baby tuna.
Mitra nelayan PT Perindo ini tersebar di 12 cabang dan 21 unit di seluruh Indonesia, termasuk Belawan, Jakarta, Pekalongan, Brondong, Pemangkat, Ambon, Bitung, Bacan, Makasar, Sorong, dan Benoa.