Bisnis.com, JAKARTA - PT Perikanan Indonesia (Perindo) mencatatkan kenaikan pendapatan yang signifikan dari eskpor perikanan sepanjang 2022. Bahkan, bisnis perdagangan ikan mendominasi pendapatan perusahaan yaitu sebesar 61 persen, disusul bisnis kepelabuhanan 37 persen dan bisnis pabrik pakan 2 persen.
Direktur Utama PT Perindo, Sigit Muhartono, mengatakan perdagangan ikan masih didominasi oleh perdagangan domestik. Perdagangan domestik meningkat 11 persen dari Rp257 miliar pada 2021 menjadi Rp286 miliar pada 2022.
Sigit mengungkapkan perdagangan ekspor ikan pada 2022 memiliki tren yang semakin baik dari tahun-tahun sebelumnya. Pendapatan ekspor PT Perindo pada 2022 mencapai Rp21,3 miliar atau naik 36,5 persen dari capaian 2021 yaitu Rp15,6 miliar.
“Pendapatan ekspor tercatat menanjak dari tahun 2020 sebesar Rp5,3 miliar, tahun 2021 sebanyak Rp15,6 milar dan pada 2022 tercatat Rp21,3 miliar,” kata Sigit dalam keterangan tertulisnya, Jumat (20/1/2023).
Sigit mengungkapkan, dalam produksi bisnis perikanan, perusahaan telah bermitra dengan 440 nelayan dan menyerap 10.921 tangkapan nelayan sepanjang 2022. Adapun, pada 2023, perusahaan akan bermitra dengan 790 nelayan.
“Kami berkomitmen menjaga inklusivitas nelayan dengan selalu melibatkannya dalam proses bisnis perusahaan,” ujarnya.
Dia mengatakan perusahaan mentransformasi bisnis dari hulu mulai dari pengembangan pengelolan pelabuhan perikanan di berbagai daerah di Indonesia, hingga proses hilirisasi perdagangan ikan.
"Kami akan merevitalisasi kawasan pelabuhan perikanan dan menargetkan ekspor dua kali lipat dibandingkan dengan pencapaian di tahun 2022,” jelasnya.
Sementara itu, Kepala Badan Pangan Nasional (Bapanas), Arief Prasetyo Adi, mendorong PT Perindo untuk terus bertransformasi guna membantu pemerintah mewujudkan ketahanan pangan nasional.
“PT Perikanan Indonesia agar dapat membangun ekosistem perikanan yang baik, supaya manfaat dari sektor perikanan dapat dirasakan oleh seluruh masyarakat Indonesia,” ujarnya.