Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

The Fed Umumkan Disinflasi sedang Terjadi, Apa Itu Disinflasi?

Simak penjelasan tentang fenomena disinflasi yang sedang terjadi di AS yang menjadi sorotan The Fed. Apa itu disinflasi?
INFLASI VS DISINFLASI. Warga Amerika Serikat sedang berbelanja di supermarket milik Amazon./ Dok. REUTERS.
INFLASI VS DISINFLASI. Warga Amerika Serikat sedang berbelanja di supermarket milik Amazon./ Dok. REUTERS.

Definisi Disinflasi

Saat ini, inflasi dengan ukuran pilihan The Fed atau indeks harga pengeluaran konsumsi pribadi di AS (PCE) berjalan sekitar 5 persen. Angka tersebut tentu jauh di atas target The Fed sebesar 2 persen, meski turun dari puncak 7 persen Juni 2022.

Penurunan tingkat inflasi seperti itu disebut disinflasi. Powell pada hari Rabu menyebutnya sebagai kemajuan yang "memuaskan" dan satu tanda bahwa kenaikan tajam suku bunga The Fed bekerja sebagaimana mestinya.

Meski inflasi melambat, beberapa harga masih melambung tinggi. Harga Telur di pasar AS naik 254 persen secara tahunan (year-on-year/yoy), karena flu burung mengganggu pasokan ayam global. Bahkan, harga perhiasan naik 54 persen.

Secara umum harga barang sedang mengalami penurunan. Harga alat musik turun 12 persen pada bulan Januari, dibandingkan dengan bulan Desember 2022 (mtm).

Rincian yang diterbitkan oleh Dallas Fed menunjukkan; mobil bekas turun 27 persen. Harga perumahan, yang berkontribsi 25 persen dari indeks harga PCE, masih naik.

Namun, setapi suku bunga Fed yang lebih tinggi memukul permintaan. Dampaknya, masyarakat AS lebih memilih untuk menyewa rumah demi mendapatkan harga yang kompetitif.

Ekonom mengharapkan sewa baru yang lebih lunak itu mulai muncul dalam langkah-langkah resmi dalam beberapa bulan mendatang.

Namun, disinflasi dalam apa yang disebut Fed sebagai layanan inti tidak termasuk perumahan. Pasalnya, Powell mengataka setengah dari keseluruhan inflasi belum dimulai.

The Fed mencatat bahwa inflasi inti berkisar 4 persen atau cukup stabil lantaran menempatkan dasar di bawah tingkat disinflasi keseluruhan. Tiket pesawat, misalnya, naik lebih dari dua kali lipat pada Januari 2023. .

Beberapa ekonom, seperti peraih Nobel Joseph Stiglitz, berpendapat bahwa inflasi AS didorong oleh sisi penawaran dan mengatakan bahwa kenaikan suku bunga The Fed akan mendorong ekonomi global yang rapuh ke dalam resesi. Kebijakan tersebut juga akan akan memengaruhi negara yang paling rentan di dunia.

Banyak ekonom memperkirakan AS akan mengalami resesi pada tahun ini, bersama dengan kenaikan tingkat pengangguran yang sekarang sebesar 3,5 persen.

"Fokus utama saya adalah ekonomi dapat kembali ke inflasi 2 persen tanpa penurunan yang sangat signifikan atau peningkatan pengangguran yang sangat besar," kata Powell.

Namun, dia bersyukur bahwa disinflasi yang telah kita lihat sejauh ini tidak mengorbankan pasar tenaga kerja yang lebih lemah.

Disinflasi Tidak Selamanya Positif

Mantan Ketua Fed Alan Greenspan memperingatkan soal disinflasi. Pada 2003 bahwa dengan inflasi rendah, sebesar 1,8 persen, disinflasi lebih lanjut yang substansial akan menjadi perkembangan yang tidak diinginkan.

Pasalnya setelah The Fed memangkas suku bunga untuk menghentikannya menjadi masalah yang lebih besar,yaitu deflasi.

Sebagai informasi, deflasi atau penurunan harga secara keseluruhan, yang menghantui Jepang selama beberapa dekade.

Penurunan harga cenderung melemahkan kekuatan ekonomi karena rumah tangga misalnya menunda pembelian karena tahu mereka bisa mendapatkan kesepakatan yang lebih baik jika mereka menunggu.

Keputusan ini akan menggerus pengeluaran dan pada gilirannya dapat memperdalam penurunan harga lebih lanjut.

Namun, dengan inflasi tinggi, The Fed dengan lantang menegaskan bahwa disinflasi adalah kondisi yang mereka inginkan.

"Kami sekarang dapat mengatakan, untuk pertama kalinya, bahwa proses disinflasi telah dimulai. Sennang sekali bisa mengatakan bahwa kita sekarang berada dalam kondisi disinflasi," ujar Powell.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Halaman
  1. 1
  2. 2
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper