Bisnis.com, JAKARTA - Imbas dari sulitnya bahan baku untuk crumb rubber atau remah karet, buruh industri ban sedang dihadapkan dengan risiko pemutusan hubungan kerja (PHK) karyawan.
Ketua Umum Asosiasi Pengusaha Ban Indonesia (APBI) Azis Pane membenarkan pekerja industri ban tengah ada dalam ancaman pemutusan hubungan kerja (PHK). Meskipun menurutnya masih berada di posisi lampu kuning.
“Dalam posisi lampu kuning bener [ada kemungkinan PHK buruh],” tuturnya, Kamis (2/2/2023).
Selama ini, kata Azis, produksi ban tergantung pada karet alam produksi Indonesia. Hal ini pasti akan berdampak pada produksi ban.
Menurutnya, posisi lampu kuning tersebut akan beranjak pada situasi yang lebih buruk jika kesulitan bahan baku ini terus terjadi.
“Kalau 15 tahun begini terus [sulitnya bahan baku] Indonesia akan tersingkir dari perkaretan internasional,” tuturnya.
Baca Juga
Padahal, sebelumnya, Azis menerangkan bahwa kualitas karet Indonesia diakui oleh dunia dengan menduduki peringkat ke dua hasil karet berkualitas di dunia, setelah Thailand, mengungguli Vietnam dan Malaysia.
Meskipun, kata Azis, pabrik ban kini tidak mengambil satu sumber bahan baku crumb rubber. Namun, tutupnya 4 pabrik crumb rubber di Medan Sumatera Utara (Sumut), tentu akan memberikan dampak pada industri ban disana.
Berdasarkan catatan Bisnis.com, sebanyak 4 pabrik crumb rubber di Medan Sumatra Utara gulung tikar pada tahun lalu, lantaran sulitnya mendapatkan bahan baku.
Hal ini dipicu oleh turunnya harga karet mentah di level petani, sehingga banyak petani karet yang memutuskan untuk beralih menanam sawit selama beberapa tahun terakhir. Sebab, sawit masih dianggap mendatangkan keuntungan dibandingkan karet.