Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Jurus dan Ramalan Gubernur BI dalam Menghadapi Ketidakpastian Global 2023

Ketidakpastian tersebut antara lain perlambatan ekonomi global, inflasi, suku bunga tinggi, dolar AS yang tetap kuat, dan fenomena cash is the king.
Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo memberikan pemaparan dalam konferensi pers Rapat Dewan Gubernur (RDG) di Jakarta, Kamis (19/1/2023). Bisnis/Himawan L Nugraha
Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo memberikan pemaparan dalam konferensi pers Rapat Dewan Gubernur (RDG) di Jakarta, Kamis (19/1/2023). Bisnis/Himawan L Nugraha

Bisnis.com, JAKARTA - Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo meramalkan kinerja ekonomi dalam negeri akan melanjutkan tren positif, meski dibayangi ketidakpastian perekonomian global pada tahun ini. 

Perry memaparkan bahwa potensi ketidakpastian itu, antara lain perlambatan ekonomi global, masih tingginya laju inflasi, suku bunga kebijakan tinggi untuk waktu yang lama, nilai tukar dolar AS tetap kuat, serta fenomena cash is the king.

Untuk menghadapi hal tersebut, Perry menekankan pentingnya strategi KIS, yaitu konsistensi, inovasi, dan sinergi dalam menyusun berbagai kebijakan.

Menurutnya, implementasi KIS oleh bank sentral bersama dengan pemerintah dan stakeholder strategis lainnya terbukti efektif dalam menjaga resiliensi perekonomian dan stabilitas keuangan Indonesia selama 2022.

"Ke depan hal tersebut diyakini akan berlanjut. Pertumbuhan ekonomi Indonesia pada tahun 2023 diperkirakan mencapai 4.5 persen hingga 5.3 persen," ujar Perry dalam keterangan tertulis dikutip Jumat (27/1/2023).

Selain itu, Perry menyampaikan inflasi diperkirakan tetap terjaga di kisaran 3%±1% pada 2023. Hal itu seiring konsistensi penguatan fundamental ekonomi tersebut, nilai tukar rupiah diyakini terus mengalami apresiasi. 

Secara terpisah, Direktur Eksekutif Kepala Departemen Komunikasi BI Erwin Haryono menuturkan bank sentral akan terus melakukan berbagai inovasi yang terangkum dalam lima kebijakan utama

Lima kebijakan itu adalah kebijakan moneter yang pro-stability dan kebijakan makroprudensial, kebijakan sistem pembayaran, kebijakan pendalaman pasar keuangan, serta kebijakan UMKM dan perekonomian syariah yang pro-growth. 

"Berbagai kebijakan tersebut didukung oleh sinergi melalui koordinasi erat dengan pemerintah dan stakeholder strategis lainnya," tutur Erwin. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper