Bisnis.com, JAKARTA -- Kehadiran infrastruktur konektivitas Jalan Tol Akses Patimban yang ditargetkan beroperasi tahun 2024 disebut akan mendongkrak penyerapan lahan di kawasan industri pada tahun 2023.
Direktur Eksekutif Pusat Studi Properti Indonesia (PSPI), Panangian Simanungkalit mengatakan adanya infrastruktur jalan akan selalu berdampak pada peningkatan nilai usaha dan penyerapan lahan di sekitarnya.
"Iya, pasti [terdorong infrastruktur]. Itu potensi besar untuk pengembangan kawasan industri di masa mendatang, karena jaraknya pun sangat dekat kawasan industri yang sudah ada seperti Bekasi, Cikarang, dan Karawang," kata Panangian kepada Bisnis, Kamis (26/1/2023).
Sebagai informasi, pembangunan Jalan Tol Akses Patimban merupakan infrastruktur jalan yang menghubungkan Jalan Tol Cikopo-Palimanan (Cipali) dengan Pelabuhan Patimban sepanjang 37,05 km dengan nilai investasi sebesar Rp5,03 triliun.
Proyek tersebut akan dikelola oleh konsorsium BUMN, Swasta, dan BUMD yakni PT Jasamarga Akses Patimban (JAP) selaku Badan Usaha Jalan Tol (BUJT). Konsorsium tersebut mencakup PT Jasa Marga Tbk, PT Nusa Raya Cipta Tbk, PT Adhi Karya Tbk, PT PP Tbk, PT Wijaya Karya Tbk, dan PT Subang Sejahtera.
Dalam hal ini, PT Nusa Raya Cipta Tbk. (NRC) merupakan anak usaha dari PT Surya Semesta Tbk. (SSIA) yang memiliki bisnis penjualan lahan kawasan industri di Subang, yakni Subang Smartpolitan melalui PT Suryacipta Swadaya.
Baca Juga
Managing Director PT Suryacipta Swadaya, Hudaya Arryanto mengatakan pembangunan Jalan Akses Tol Patimban merupakan berkah bagi pelaku usaha di kawasan industri.
"Kami percaya Jalan Tol Akses Patimban akan menjadi pendorong dan tulang punggung pengembangan kota-kota dan kawasan industri baru di wilayah Subang dan Jawa Barat, termasuk kawasan kami yaitu Subang Smartpolitan," kata Hudaya.
Dia menurutkan, Subang Smartpolitan yang memiliki luas 2.717 hektar merupakan kota mandiri terintegrasi dengan konsep “smart & sustainable”. Kawasan tersebut menerapkan infrastruktur serta fasilitas cerdas berbasis IoT (Internet of Things) untuk mengakomodasi kebutuhan industri, bisnis dan sosial di kawasannya.
Subang Smartpolitan berlokasi strategis di pusat industri Jawa Barat dan terkoneksi dengan jalan tol Trans Jawa, Pelabuhan Patimban, Bandara Internasional Kertajati, dan infrastruktur nasional utama lainnya.
Lebih lanjut, VP Sales & Marketing PT Suryacipta Swadaya, Abednego Purnomo menyampaikan sebelum Jalan Tol Akses Patimban pun inquiry atau daya minat di kawasan industri tersebut cukup tinggi.
"Per akhir desember kemarin jumlahnya inquiry aja udah 73 perusahaan, apalagi dengan jalan tol ini," terangnya.
Namun, untuk saat ini setidaknya ada 2 perusahaan electric vehicle (EV) yang dalam proses teken kontrak. Salah satu dari perusahaan EV dari China meminta 100 hektar dan 70 hektar tambahan untuk supplier tier 1. Hal ini lantaran perusahaan tersebut ingin supply chain berada di lokasi yang berdekatan.
"Saat ini saya sedang berdiskusi dengan beberapa [perusahaan] EV. Apabila insentif pemerintah mendukung untuk EV, saya optimis paling tidak 2 perusahaan akan bisa di secure," tandasnya.