Bisnis.com, JAKARTA- PT Suryacipta Swadaya, anak usaha dari PT Surya Semesta Internusa Tbk. (SSIA) menargetkan penjualan lahan kawasan industri seluas 60 hektar di Subang Smartpolitan pada tahun 2023.
VP Sales & Marketing PT Suryacipta Swadaya, Abednego Purnomo mengatakan target tersebut didorong oleh sasaran pasar yang dituju yakni perusahaan Electric Vehicle (EV) atau kendaraan listrik dari China. Setidaknya ada 2 perusahaan mobil EV yang dalam proses teken kontrak.
"Saat ini saya sedang berdiskusi dengan beberpa [perusahaan] EV. Apabila insentif pemerintah mendukung untuk EV, saya optimis paling tidak 2 perusahaan akan bisa di secure," kata Abednego, Kamis (25/1/2023).
Menurutnya, salah satu dari perusahaan EV dari China meminta 100 hektar dan 70 hektar tambahan untuk supplier tier 1. Hal ini lantaran perusahaan tersebut ingin supply chain berada di lokasi yang berdekatan.
Sebelumnya, dia menerangkan capaian penjualan lahan di Subang Smartpolitan pada tahun 2022 yakni 2 hektar dari target 60 hektar. Penjualan tersebut masih terhambat karena perusahaan asal China masih menahan investasi untuk tahun lalu.
Namun, tahun 2023 ini dia meyakini dengan berbagai stimulus seperti dicabutnya pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM), infrastruktur konektivitas, dan insentif EV dari pemerintah, maka penjualan lahan akan terkerek naik.
Baca Juga
"Karena salah satu target market untuk di Subang ini adalah EV dan turunannya, dan kalau bicara otomotif jarang sekali yang beli hanya 1 hektar," jelasnya.
Adapun, saat ini total lahan yang ada di Subang Smartpolitan yaitu sebesar 2.717 hektar, sementara yang telah berhasil diakuisisi yakni sebanyak 70 persen.
Pengembangan lahan di kawasan tersebut akan bertahap, pada fase pertama dengan luas pengembangan 440 hektar pihaknya akan mengembangkan 40 hektar untuk residensial, 60 hektar untuk komersial, dan 340 hektar untuk industrial.
"Estimasi waktu pengembangan di Subang untuk fase pertama ini kami perkirakan 3 tahun," tegasnya.
Sementara itu, harga jual lahan di kawasan tersebut yakni sebanyak US$125 per meter persegi. Namun, pihaknya akan terus melakukan review atas harga jual tersebut.
Lebih lanjut, Abed menegaskan masterplanning pengembangan Subang Smartpolitan memiliki 4 fase yang termasuk pengembangan residensial. Sedangkan untuk luasan dan estimasi waktu belum dapat ditentukan saat ini, sebab perlu disesuaikan dengan demand ke depannya.
"Karena berdasarkan permintaan perusahaan-perusahaan EV membutuhkan tanah yang cukup besar, mereka ada yang 1 perusahaan EV mereka minta mau 100 hektar," jelasnya.