Bisnis.com, JAKARTA – Bank Indonesia (BI) melaporkan transaksi perdagangan dan investasi menggunakan mata uang lokal atau local currency settlement (LCS) terus mengalami peningkatan hingga akhir 2022. Bi berencana untuk memperluas kerja sama dengan India dan Korea Selatan.
Deputi Gubernur Bank Indonesia Dody Budi Waluyo menyampaikan bahwa total nilai transaksi LCS sepanjang 2022 mencapai US$3,8 miliar, meski peningkatannya tidak signifikan dari kenaikan tahun sebelumnya.
“Transaksi LCS masih terus berkembang, totalnya mencapai US$3,8 miliar angka terakhir di 2022, memang kenaikannya dari US$2,5 miliar [pada 2021] tidak signifikan, tapi ini karena periodenya masih pandemi,” katanya dalam konferensi pers, Kamis (19/1/2023).
Sebagaimana diketahui, hingga 2022, BI telah melakukan kerja sama LCS dengan empat negara, diantaranya dengan Thailand, Malaysia, Jepang, dan China.
Dody menjelaskan, porsi transaksi menggunakan skema LCS ini telah mencapai sekitar 3-4 persen terhadap total transaksi perdagangan di masing-masing negara tersebut.
“Ke depan ini menjadi salah satu faktor penguatan untuk stabilitas nilai tukar rupiah, juga sebagai faktor pendorong bagi peningkatan transaksi perdagangan,” jelasnya.
Lebih lanjut, BI akan memperluas kerja sama LCS dengan India dan Korea Selatan dalam waktu dekat.
Selain itu, kerja sama transaksi dengan menggunakan mata uang lokal juga akan diperluas, tidak hanya untuk transaksi perdagangan dan investasi, melainkan juga untuk transaksi di pasar uang, atau yang dinamakan dengan local currency transaction (LCT).
LCT tidak hanya diterapkan oleh Indonesia dengan negara mitra, tetapi juga di sesama negara mitra. Skema ini kata Dody merupakan salah satu strategi untuk mengurangi ketergantungan terhadap dolar Amerika Serikat.
"Kerja sama ini juga akan menjadi salah satu topik yang akan dibahas dalam KTT Asean Summit 2023," imbuhnya.