Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Dirut Bulog Murka! Tuding Mafia Bikin Harga Beras Mahal

Direktur Utama Perum Bulog Budi Waseso menuding keterlibatan mafia sebagai penyebab mahalnya harga beras.
Direktur Utama Perum Bulog Budi Waseso memberikan penjelasan kepada awak media, usai rapat dengar pendapat dengan Komisi VI Dewan Perwakilan Rakyat di Jakarta, Rabu (15/5/2019)./Bisnis/Dedi Gunawan
Direktur Utama Perum Bulog Budi Waseso memberikan penjelasan kepada awak media, usai rapat dengar pendapat dengan Komisi VI Dewan Perwakilan Rakyat di Jakarta, Rabu (15/5/2019)./Bisnis/Dedi Gunawan

Bisnis.com, JAKARTA - Direktur Utama Perusahaan Umum Badan Urusan Logistik (Perum Bulog) Budi Waseso mengklaim pihaknya telah menemukan keterlibatan mafia yang membuat harga beras di pasaran masih mahal hingga saat ini.

Buwas membeberkan karena keberadaan mafia tersebut, beras yang disalurkan Bulog dengan harga Rp8.300 per kilogram (kg), di pasaran justru harganya masih di atas harga eceran tertinggi (HET), yaitu Rp9.450 per kg.

“Harusnya ke konsumen 9.000-an paling mahal, tapi yang terjadi apa, tetap tinggi harganya,” kata Dirut Bulog yang akrab disapa Buwas itu saat konferensi pers di Kantor Bulog, Jakarta Selatan, Jumat (20/1/2023).

Dilansir Pusat Informasi Harga Pangan Strategis Nasional (PIHPSN) pada Jumat (20/1/2023) harga beras medium Rp11.540 per kg dan beras premium Rp13.150 per kg di rata-rata pasar se-Indonesia.

Buwas menjelaskan, keberadaan mafia tersebut sudah diketahui lewat rekaman rapat para pedagang beras. Dalam rekaman itu, Buwas menyebut ada salah satu pedagang yang mengklaim mempunyai hak menopoli untuk membeli beras Bulog. Nantinya, oknum pedagang tersebut menjual beras dari Bulog ke pedagang lain dengan harga tinggi.

“Tidak ada koordinator-koordinatoran, mafia-mafianya ngumpulin pedagang-pedagang, saya ada rekamannya. Model apa ini pakai ngancam-ngancam [pedagang]. Saya ngikuti, ternyata para pedagang-pedagang itu mendapat beras dengan harga mahal, bagaimana menjual murah jika belinya mahal,” ujar Buwas.

Buwas mengatakan, bukti-bukti keberadaan mafia tersebut telah diserahkan kepada Satgas Pangan Polri untuk ditindaklanjuti. Nantinya, dia berharap agar oknum mafia tersebut bisa dibina agar tidak melakukan pelanggaran yang sama di kemudian hari.

Selain itu, dia menegaskan, apabila ada pejabat Bulog yang ikut ‘bermain’, maka pihaknya akan langsung memecatnya.

“Jika ada Pinwil-pinwil [Pimpinan Wilayah] Bulog, saya sendiri yang langsung memecatnya. Contoh di Sulsel (Sulawesi Selatan) beras hilang, makanya saya nggak tunggu-tunggu pecat duluan aja. Sudah saya sampaikan, Bulog ini tidak butuh manusia yang tidak memiliki integritas dan komitmen. Kita butuh orang yang tangguh, jangan ikut bermain," tegasnya.

Buwas menegaskan akan terus memperbaiki Sumber Daya Manusia (SDM) Bulog. Dia ingin Bulog memiliki karyawan yang berintegritas, bukan berjiwa pedagang apalagi mafia pangan.

"Makanya saya bilang ke internal Bulog, ayo bangun komitmen ini. Kalau tidak bisa mundur atau dipaksa mundur. Bulog itu tidak bisa untung besar, karena marginnya sudah ditentukan," ujarnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Indra Gunawan
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper