Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Luhut: BYD hingga Tesla Sudah Finalisasi Perjanjian Investasi dengan Indonesia

Menko Luhut Binsar Pandjaitan menyebut sejumlah pabrikan mobil listrik global, termasuk Tesla telah memfinalisasi perjanjian investasi dengan Indonesia.
Menko Luhut Binsar Pandjaitan di Bali Nusa Dua Convention Center, Bali pada Minggu (13/11/2022). Bisnis-Khadijah Shahnaz.
Menko Luhut Binsar Pandjaitan di Bali Nusa Dua Convention Center, Bali pada Minggu (13/11/2022). Bisnis-Khadijah Shahnaz.

Bisnis.com, JAKARTA — Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan membeberkan sebagian besar pabrikan kendaraan listrik global, seperti BYD Auto hingga Tesla Inc. telah memfinalisasi perjanjian dengan pemerintah untuk berinvestasi di Indonesia.

Hal itu disampaikan Luhut saat memberi pengarahan dalam Rakornas Kepala Daerah dan Forkopimda secara virtual seperti dilihat dari Kanal YouTube Kemendagri, Selasa (17/1/2023). 

“BYD Auto yang nomor satu di dunia, nomor dua Tesla, Hyundai dan seterusnya ini semua sudah memfinalisasi perjanjian Indonesia dengan keputusan EV yang sudah kemarin di rapat kabinet dan kita bisa umumkan segera maka pemain besar dunia itu akan masuk ke Indonesia,” kata Luhut. 

Minat investasi pabrikan global itu, kata Luhut, berangkat dari sejumlah kebijakan investasi dan insentif kendaraan listrik yang telah disiapkan pemerintah. 

Dia mengatakan, pemerintah bakal segera mengumumkan keputusan insentif fiskal dan nonfiskal kendaraan listrik itu untuk mendorong kesepakatan investasi dari pabrikan global yang menguasai mayoritas pasar mobil setrum dunia tersebut. 

“Kalau anda lihat baterai kendaraan listrik itu akan membuat kita menjadi tujuan investasi yang bagus sekali, ditunjang lagi dengan keberhasilan G20 kemarin,” kata dia. 

Berdasarkan data yang diterima Bisnis, Tesla disebutkan ingin berinvestasi di Indonesia jika pemerintah menerapkan pembebasan bea masuk di Indonesia, khususnya terkait dengan kendaraan listrik dalam bentuk utuh atau completely built up (CBU) dari China. 

Selain itu, pemerintah diminta untuk memberlakukan pembebasan bea masuk CBU kendaraan listrik dalam perjanjian perdagangan bebas atau free trade agreement (FTA) China dan Indonesia secara dua arah (reciprocal). 

Saat ini, Tesla sedang mempertimbangkan Thailand dan Indonesia untuk rencana investasi tersebut. Seperti diketahui, Thailand telah menerapkan bea masuk CBU dari China 0 persen yang membuat harga produk Tesla kompetitif di pasar negara tersebut. 

Seperti diberitakan sebelumnya, Tesla Inc. dikabarkan mendekati kesepakatan awal untuk membangun pabrik mobil listrik di Indonesia, seiring keinginan CEO Tesla Elon Musk untuk memanfaatkan cadangan logam bahan baku utama baterai di Indonesia. 

Bloomberg melaporkan, dikutip Kamis (12/1/2023), menurut orang-orang yang mengetahui hal ini, pabrik Tesla di Indonesia direncanakan memiliki kapasitas produksi 1 juta unit mobil per tahun. Hal ini sejalan dengan ambisi Tesla yang ingin semua pabriknya secara global mencapai kapasitas tersebut. 

Diskusi mengenai rencana investasi Tesla itu mencakup mengenai rencana untuk beberapa fasilitas di Indonesia yang melayani berbagai fungsi, termasuk produksi dan rantai pasok.

Sumber yang tak ingin disebutkan namanya menyebut bahwa kesepakatan belum ditandatangani dan masih bisa gagal. Elon Musk dan perwakilan Tesla belum menanggapi permintaan komentar atas kabar tersebut.

Bila kesepakatan ini terealisasi, pabrik di Indonesia akan menjadi pabrik Tesla ketiga di luar pasar asalnya, Amerika Serikat. Meskipun Indonesia menawarkan potensi 675 juta konsumen di Asia Tenggara, Indonesia dinilai sebagai pasar yang sulit bagi produsen mobil global. Sebab, penjualan mobil terbesar umumnya yang seharga di bawah US$20.000.

Selama rapat pemegang saham tahunan Tesla pada Agustus lalu, Elon Musk mengatakan bahwa dia mengharapkan perusahaan pada akhirnya akan membangun 10 hingga 12 pabrik secara global. Produsen mobil listrik itu juga sedang dalam pembicaraan akhir untuk membangun pabrik perakitan EV di Meksiko tahun lalu.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper