Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

3 Negara Penyumbang Surplus Neraca Dagang RI Terbesar Sepanjang 2022

Berikut daftar 3 negara yang menyumbang surplus neraca perdagangan Indonesia terbesar sepanjang 2022.
Aktivitas bongkar muat peti kemas di pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta, Rabu (22/6/2022). Bisnis/Eusebio Chrysnamurti
Aktivitas bongkar muat peti kemas di pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta, Rabu (22/6/2022). Bisnis/Eusebio Chrysnamurti

Bisnis.com, JAKARTA – Neraca perdagangan Indonesia membukukan surplus sebesar US$54,46 miliar sepanjang 2022. Ini daftar 3 negara yang menjadi peyumbang neraca dagang Indonesia terbesar. 

Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Margo Yuwono menyampaikan bahwa capaian surplus pada 2022 tersebut jauh lebih tinggi dari capaian surplus pada 2021 sebesar US$35,42 miliar. Selain itu, surplus perdagangan pada 2022 juga merupakan capaian surplus yang tertinggi sepanjang sejarah Indonesia.

“Secara tahunan, dari sejarah ekspor Indonesia, surplus perdagangan pada 2022 merupakan yang paling tinggi,” katanya usai konferensi pers, Senin (16/1/2023).

Margo menyampaikan ada 3 negara yang menjadi penyumbang neraca perdagangan Indonesia sepanjang 2022, yaitu dari Amerika Serikat, India, dan Filipina.

Dengan Amerika Serikat, surplus perdagangan Indonesia mencapai US$18,89 miliar. Surplus terbesar disumbangkan oleh komoditas pakaian dan aksesorinya sebesar US$2,86 miliar, mesin dan perlengkapan elektrik serta bagiannya US$2,83 miliar, serta pakaian dan aksesorinya (bukan rajutan) sebesar US$2,61 miliar.

Dengan India, surplus perdagangan Indonesia mencapai US$16,16 miliar. Penyumbang terbesarnya yaitu komoditas bahan bakar mineral sebesar US$10,65 miliar, lemak dan minyak hewan/nabati US$5,35 miliar, serta bijih logam, terak, dan abu sebesar US$830 juta.

Sementara itu dengan Filipina, Indonesia mencatatkan surplus sebesar US$11,41 miliar. Penyumbang terbesar, yaitu komoditas bahan bakar mineral sebesar US$5,01 miliar, kendaraan dan bagiannya US$2,69 miliar, serta lemak dan minyak hewan/nabati sebesar US$ 600 juta.

Di sisi lain, Indonesia mencatatkan defisit perdagangan terbesar dari Australia sebesar US$6 miliar, Thailand US$3,96 miliar, dan China US$3,61 miliar.

Secara total, neraca perdagangan nonmigas Indonesia pada 2022 mengalami surplus US$78,85 miliar, sementara neraca perdagangan migas mengalami defisit US$24,39 miliar.

Margo mengatakan surplus neraca perdagangan pada 2022 terutama didorong oleh peningkatan harga komoditas unggulan Indonesia di pasar global, yang dipicu oleh perang Rusia dan Ukraina.

"Pada 2023, harga komoditas, tekanan geopolitik dan membaiknya ekonomi negara tujuan masih akan menjadi faktor terbesar yang mempengaruhi kinerja ekspor dan impor Indonesia," ujarnya. 


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper