Bisnis.com, JAKARTA — Bank Indonesia atau BI memperkirakan bahwa pada pekan kedua Januari 2023 terjadi inflasi 0,41 persen secara bulanan (month-to-month/mtm).
"Berdasarkan Survei Pemantauan Harga pada minggu kedua Januari 2023, perkembangan harga diperkirakan terjadi inflasi sebesar 0,41 persen mtm," tulis Kepala Departemen Komunikasi BI Erwin Haryono dalam keterangan resmi yang dikutip Bisnis, Jumat (13/1/2023).
Erwin menjelaskan bahwa komoditas utama penyumbang inflasi pada pekan kedua Januari 2023 adalah cabai rawit sebesar 0,07 persen mtm, cabai merah 0,06 persen mtm, bawang merah 0,05 persen mtm, dan beras 0,04 persen mtm.
Selain itu, komoditas lainnya yang menyumbang inflasi adalah rokok kretek dengan filter 0,03 persen mtm. Seperti diketahui, pada Januari 2023 terdapat kenaikan tarif cukai hasil tembakau (CHT) sehingga memengaruhi harga jual rokok.
BI pun mencatat komoditas lainnya pendorong inflasi adalah emas perhiasan sebesar 0,02 persen mtm. Lalu, terdapat bawang putih, kangkung, tahu mentah, daging ayam ras, bayam, nasi dengan lauk, rokok kretek, dan tarif minum air PAM yang masing-masing menyumbang inflasi 0,02 persen mtm.
Sementara itu, sejumlah komoditas yang menyumbang deflasi pada periode yang sama, yaitu bensin 0,06 persen mtm, telur ayam ras dan angkutan udara masing-masing 0,03 persen mtm, serta tomat yang berkontribusi 0,01 persen.
Baca Juga
"Bank Indonesia terus memperkuat koordinasi dengan Pemerintah dan otoritas terkait serta mengoptimalkan strategi bauran kebijakan untuk menjaga stabilitas makroekonomi dan sistem keuangan guna mendukung pemulihan ekonomi lebih lanjut," tulis Erwin.