Bisnis.com, JAKARTA- Komunitas Peternak Unggas Nasional (KPUN) mengklaim kerugian mencapai Rp3,2 triliun dalam setahun, lantaran harga ayam anjlok. Peternak mandiri pun menyebut jumlahnya saat ini makin susut lantaran terus merugi.
Ketua Umum KPUN Alvino Antonio mengatakan kerugian peternak dalam setahun terakhir sekitar Rp3.000 per kilogram (kg). Dia membeberkan, total produksi ayam peternak mandiri sekitar 20 persen dari total produksi nasional day old chiken (DOC) yang sebesar rata-ratanya 65 juta ekor.
Alvino menjelaskan besaran kerugian itu berasal dari perhitungan total volume produksi setahun sebanyak 65 juta ekor dengan asumsi produksi peternak mandiri mencapai 20 persen atau sebanyak 13 juta ekor. Dari jumlah itu, rata-rata bobot ayam mencapai 1,6 kilogram, sehingga total mencapai 20.800 ton.
Alhasil, kerugian harian para peternak mandiri mencapai Rp62 juta per pekan. Secara total, kerugian setahun bisa menembus Rp3,2 triliun.
Alvino mengatakan harga livebird (LB) atau ayam hidup sempat naik dalam 2 minggu, tapi turun lagi sejak liburan natal. Dia membeberkan harga LB berkisar Rp15.000 per kg terutama di wilayah Jawa Tengah, yang merupakan pusat populasi ayam ras pedaging.
Harga itu diklaim berada jauh di bawah Harga Pokok Produksi (HPP) Rp19.500-Rp20.000 per kg.
Baca Juga
“Sedangkan harga ayam di pasaran cenderung stabil, di konsumen di sekitar Rp33.000-35.000 per kg,” ucapnya.
Menurut Alvino, penurunan harga ayam sejatinya sudah terjadi cukup lama. Pasalnya, kata dia, banyak perusahaan integrator yang berbudidaya dan menjual ayam hidupnya bersamaan dengan peternak milik rakyat.
“Bahkan mereka menjual LB lebih murah, bahkan di bawah Peraturan Badan Pangan Nasional No.5/2022 yakni Rp21.000-Rp23.000 per kg,” ucapnya.
Hal tersebut, berdampak besar terhadap kelangsungan peternak rakyat. Dia mengatakan, anggotanya bahkan saat ini terus menurun lantaran usahanya terus anjlok.
“Kita kan asosiasi cukup baru. Awalnya ratusan, sekarang tinggal 30-an, karena usahanya merugi terus,” ungkap Alvino.3
Sebelumnya, Gabungan Asosiasi Pengusaha Peternak Ayam Nasional (GOPAN) juga melaporkan bahwa jumlah peternak kian berkurang dari tahun ke tahun. Dari sebelumnya mencapai 2,5 juta peternak, tetapi saat ini hanya ratusan ribu.