Bisnis.com, JAKARTA – Masyarakat Transportasi Indonesia (MTI) menilai subsidi kendaraan listrik Rp5 triliun dapat dialihkan untuk pengembangan transportasi umum pada kota–kota di Indonesia.
Ketua Bidang Advokasi dan Kemasyarakatan Masyarakat Transportasi Indonesia (MTI) Djoko Setijowarno menyarankan insentif untuk kendaraan listrik sebesar Rp5 triliun sebaiknya dialihkan ke perbaikan dan pembenahan transportasi umum. Dana tersebut dapat digunakan baik untuk angkutan umum perkotaan maupun angkutan jalan perintis.
“Subsidi layananan transportasi di sektor transportasi darat masih perlu diperbanyak, mengingat mobilitas masyarakat terbesar di darat,” jelas Djoko dalam siaran pers, Senin (9/1/2023).
Djoko memaparkan anggaran subsidi sebesar Rp500 miliar untuk pengembangan angkutan perkotaan terbilang masih kurang. Hal ini mengingat target pemerintah yang menargetkan pembenahan transportasi umum perkotaan pada 27 kota hingga akhir 2024.
Dia menuturkan pengalihan dana subsidi tersebut juga akan berdampak pada kontestasi di tahun politik ini. Anggaran tersebut dapat membantu mendongkrak popularitas anggota DPR yang mau mengikuti pilihan legislatif tahun 2024.
“Pasalnya, akan banyak masyararakat di daerah pemilihannya yang akan menikmatinya, jika di Dapilnya diberikan program transportasi umum,” katanya.
Baca Juga
Djoko memaparkan sebanyak 11 kota telah memiliki angkutan perkotaan yang baru dikembangkan sejak 2020. Beberapa angkutan tersebut adalah Trans Metro Deli di Medan, Trans Musi Jaya di Palembang, Trans Metro Pasundan di Bandung, Trans Banyumas di Purwokerto, dan Batik Solo Trans di Surakarta.
Selanjutnya, ada Trans Jogja di Yogyakarta, Trans Semanggi Surabaya di Surabaya, Trans Metro Dewata di Denpasar, Trans Banjarbakula di Banjarmasin, Trans Mamminasata di Makassar, dan Trans Pakuan di Bogor.
Adapun, pengembangan angkutan perkotaan ini menggunakan skema pembelian layanan (buy the service). Sejak 31 Oktober 2022, 10 angkutan perkotaan tersebut sudah berbayar, kecuali untuk Trans Pakuan di Bogor.
Sementara itu, program Teman Bus yang dikelola Ditjenhubdat di 10 kota per 1 Oktober 2022, sudah mengangkut 35.638.593 penumpang. Sementara Program Bis Kita dikelola Badan Pengatur Transportasi Jabodetabek (BPTJ).
Secara keseluruhan, sektor transportasi darat mendapat subsidi senilai Rp1,32 triliun atau 20 persen dari total Rp3,51 triliun. Secara rinci angkutan jalan 327 trayek atau bus perintis di Kawasan 3 T (Terdepan, Terpencil dan Tertinggal) dan Perbatasan mendapatkan Rp177,42 miliar, angkutan antar moda atau angkutan Kawasan Strategis Pariwisata Nasional (KSPN) 37 trayek mendapat dana Rp36,10 miliar.
Kemudian, angkutan barang untuk 6 lintasan mendapat Rp13,51 triliun, angkutan perintis penyeberangan di 273 lintas Rp584,64 miliar, kapal Ro-Ro long distance 2 lintas Rp18 miliar, dan angkutan perkotaan di 10 kota sebesar Rp500 miliar.