Bisnis.com, JAKARTA – Menteri Keuangan Sri Mulyani meminta para bankir ternama di Indonesia menjaga baik-baik bank milik mereka, apalagi di tengah situasi krisis ekonomi.
Sri Mulyani menyampaikan bahwa pemulihan ekonomi Indonesia masih menghadapi tantangan berat pada 2023, mulai dari inflasi tinggi hingga ancaman reses global.
Tak hanya bergantung pada keuangan negara, dia mengatakan bahwa kesehatan ekonomi Indonesia juga sangat dipengaruhi oleh kesehatan industri finansial, khususnya perbankan.
“Naik turun, sehat tidak sehat ekonomi kita, sangat tergantung pada perbankan, hari ini, 2023. Jadi kalau saya jaga APBN, tolong jaga bank anda secara baik-baik,” katanya kepada pelaku industri perbankan di acara CEO Banking Forum, Senin (9/1/2023).
Sri Mulyani mengatakan tantangan perekonomian pada 2023 tak mudah. Banyak negara di dunia berupaya menurunkan laju inflasi yang meningkat tinggi akibat krisis pangan dan energi.
Guna merespons inflasi yang tinggi, bank sentral di dunia menaikkan suku bunga secara agresif. Akibatnya, pertumbuhan ekonomi berisiko melambat.
Baca Juga
Pada 2023, Dana Moneter Internasional (International Monetary Fund/IMF) memperkirakan pertumbuhan ekonomi global akan melambat ke 2,7 persen, dari perkiraan pada 2022 sebesar 3,2 persen. IMF juga memprediksi sepertiga ekonomi dunia akan mengalami resesi.
Selain itu, Sri Mulyani menyampaikan bahwa saat ini sebanyak 63 negara di dunia mengalami permasalahan utang. Hal ini juga yang menjadi salah satu sorotan dan pembahasan utama dalam pertemuan G20 di bawah Presidensi Indonesia sepang 2022.
“Jadi dunia pada 2023 saat harus menjinakkan inflasi dan dipaksa menaikan suku bunga saat utangnya tinggi, pasti akan memberikan dampak tidak hanya resesi, tapi di berbagai negara yang utangnya sangat tinggi kemungkinan mengalami krisis utang,” jelasnya.
Selain dihadapkan pada risiko ekonomi dan keuangan, geopolitik mengalami pergeseran secara fundamental. Hal ini menambah ketidakpastian di tingkat global.
Sri Mulyani menambahkan perubahan iklim juga menjadi risiko yang perlu diwaspadai dan perlu diperhitungkan dalam setiap keputusan di sektor keuangan.
“Termasuk perbankan, anda akan mengalami suatu policy atau regulasi yang harus di-consider, di mana perubahan iklim menjadi faktor risiko yang di-recognize bisa mempengaruhi tidak hanya sustainability, tetapi juga systemically important,” tuturnya.