Bisnis.com, JAKARTA - Sektor konstruksi Inggris terkontraksi pada bulan Desember karena melonjaknya inflasi dan melambatnya pesanan.
Dilansir dari Bloomberg pada Jumat (6/1/2023), S&P Global Market Intelligence melaporkan indeks manajer pembelian (purchasing managers’ index/PMI) sektor konstruksi turun menjadi 48,8 bulan lalu dari 50,4 bulan sebelumnya.
Seperti diketahui, indeks di atas 50 menandakan ekspansi, sedangkan angka di bawah 50 menunjukkan adanya kontraksi.
Penurunan angka itu menunjukkan adanya tekanan besar yang dihadapi bisnis Inggris dengan inflasi yang masih bertahan di level tertinggi empat dekade bersama ekonomi yang berpotensi tergelincir ke dalam resesi, yang bahkan menurut Bank of England (BOE) dapat bertahan hingga 2024.
Ekonom S&P Global Lewis Cooper mengatakan perusahaan sektor konstruksi bersiap menghadapi tantangan signifikan dalam beberapa bulan ke depan.
Selain itu, permintaan baru menurun bulan lalu setelah sempat meningkat pada bulan November. Responden survei mengatakan penurunan ini diakibatkan oleh lemahnya permintaan dan tingginya harga.
Baca Juga
Di sisi lain, analis dari Halifax memperkirakan harga rumah di Inggris bakal melemah hingga 8 persen sepanjang tahun 2023 karena lemahnya permintaan.
Halifax mengatakan harga properti turun 1,5 persen bulan lalu setelah penurunan 2,4 persen pada bulan November. Angka-angka sejalan dengan data Nationwide Building Society, yang pekan lalu melaporkan penurunan harga terpanjang sejak 2008.
Penurunan ini merupakan dampak dari melonjaknya suku bunga dan pengetatan biaya hidup membebani pasar properti. Biaya rata-rata rumah sekitar US$334.780 atau sekitar Rp5 miliar. Bahkan, menurut Halifax, harga properti sudah turun 4,3 persen dari puncak £293.992 pada bulan Agustus.
Direktur Halifax Mortgages Kim Kinnaird mengungkapkan pasar perumahan akan terus dipengaruhi oleh lingkungan ekonomi yang lebih luas, "Karena pembeli dan penjual tetap berhati-hati, kami memperkirakan akan ada penurunan penawaran dan permintaan." lanjutnya.
Halifax mengatakan harga saat ini turun di setiap wilayah Inggris. Bahkan, Timur laut Inggris mengalami perlambatan terbesar dalam laju pertumbuhan tahunan, turun 4 poin persentase pada bulan Desember menjadi pertumbuhan tahunan 6,5 persen.
Kim mengungkapkan tren ini perlu dilihat dalam konteks sejarah harganya, "Biaya rata-rata rumah tetap tinggi, bahkan lebih besar dari pada awal tahun 2022 dan lebih dari 11 persen lebih tinggi dari harga rumah pada awal tahun 2021." jelasnya.