Bisnis.com, JAKARTA – Perdagangan barang dan jasa serta peluang investasi antara Indonesia dan Korea semakin terbuka lebar setelah adanya Indonesia-Korea Comprehensive Economic Partnership Agreement (IK-CEPA) yang resmi berlaku per 1 Januari 2023.
Dari sisi untung dan rugi dari IK-CEPA, Wakil Ketua Umum Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia Shinta Kamdani melihat Indonesia memiliki peluang yang sangat besar untuk perdagangan dan investasi.
“Kalau kami lihat secara objektif, struktur ekonomi Indonesia dan Korea memiliki tingkat komplementaritas yang tinggi. Ini berarti Indonesia tidak punya banyak produk yang betul-betul sama dan directly in competition di pasar masing-masing negara. Karena itu, peluang dagang dan investasinya sangat besar,” jelasnya, Kamis (5/1/2023).
Shinta melihat perdagangan antara Indonesia dan Korea akan saling melengkapi, salah satunya kebutuhan akan buah-buahan tropis yang diminati warga Korea dapat dipasok dari Indonesia.
Menjadi catatan, lanjut Shinta, manfaat IK CEPA tergantung pada siapa atau negara mana yang lebih agresif dan proaktif untuk mempergunakan akses pasar perdagangan dan investasi yang dikomitmenkan oleh masing-masing negara.
“Indonesia perlu lebih proaktif dalam memanfaatkan akses pasar perdagangan ke Korea sehingga tren kinerja ekspor kami ke sana maksimal. Saat ini, masih relatif stagnan [bahkan cenderung turun] kalau dibandingkan dengan 10 tahun yang lalu,” tambahnya.
Padahal sebelumnya telah berlaku Asean-Korea Free Trade Agreement (AKFTA) yang memberikan konsesi akses pasar perdagangan barang cukup besar dengan tarif 0 persen.
Sementara itu, Direktur Eksekutif Center of Reform on Economics (Core) M. Faisal menyampaikan peluang kerja sama dagang Indonesia dengan Korea tidak boleh terpaku pada perdagangan barang, tetapi harus dimanfaatkan terutama dari sektor perdagangan jasa.
“IK-CEPA, Indonesia jangan hanya mengandalkan dari perdagangan barang untuk ekspor ke Korea karena mereka memiliki barang yang high technology, tidak banyak pasarnya [barang Indonesia] di Korea, bandingkan potensi barang Korea yang mendapatkan pasar begitu besar di Indonesia,” jelasnya, Rabu (4/1/2023).
Bila tidak dicermati, Indonesia justru akan kebanjiran barang dari Korea Selatan. Hal terpenting, kata Faisal, Indonesia harus mampu terhubung dengan rantai pasok industri teknologi tinggi di Korea, salah satunya elektronik dan otomotif, yang memiliki nilai tambah lebih besar.
Adapun, Kementerian Perdagangan (Kemendag) mencatat salah satu manfaat dari IK-CEPA, yaitu dapat membuka peluang kerja sama ekonomi dan pembangunan sumber daya manusia (SDM).
Melalui IK-CEPA, Indonesia mendapatkan program-program kerja sama ekonomi yang membawa kapasitas SDM Indonesia menjadi lebih ahli, terampil, dan sesuai dengan kebutuhan industri.
Untuk itu, Faisal mengingatkan harus ada realisasi yang nyata dari kesepakatan ahli teknologi, khususnya elektronik dan otomotif.
“Perlu diingat, kesepakatan untuk alih teknologi harus direalisasikan karena Korea lebih maju dalam hal teknologi. Jadi IK-CEPA harus melihat peluang. Namanya juga CEPA, bukan hanya perdagangan barang, tetapi jasa, dan investasi,” tambahnya.
Ada Perjanjian Dagang RI-Korea (IK-CEPA), Siapa Lebih Untung?
Berlaku mulai 1 Januari 2023, siapa yang akan lebih untung dari perjanjian dagang RI-Korea (IK-CEPA)?
Halaman Selanjutnya
Pengusaha Ragukan IK-CEPA
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel
Penulis : Annasa Rizki Kamalina
Editor : Denis Riantiza Meilanova
Topik
Konten Premium
Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.
3 jam yang lalu