Bisnis.com, JAKARTA – Lonjakan inflasi tidak hanya memengaruhi kebutuhan utama. Pabrikan jam tangan mewah Swiss Rolex SA pun harus menaikkan harga jualnya di Amerika Serikat (AS) dan Inggris demi mempertahankan margin yang tergerus.
Dilansir dari Bloomberg pada Selasa (3/1/2022), Harga model jam tangan Rolex yang paling populer naik antara 1 persen, sedangkan di AS dan Inggris naik sekitar hampir 3 persen awal tahun 2023.
Analis Barclays, yang melacak data dari kedua pasar, mencatat harga Rolex naik rata-rata sekitar 2,6 persen di Inggris dan 2,2 persen di AS.
Seperti diketahui, Rolex sering menaikkan harga jual setahun sekali, biasanya pada bulan Januari. Namun, Rolex tahun lalu menaikkan harga sejumlah model termasuk Submariner dan Daytona untuk kedua kalinya di Inggris dan Eropa pada bulan September dan November menyusul fluktuasi mata uang dan dolar AS yang kuat.
Kenaikan harga terbaru ini untuk melindungi marginnya tanpa harus menekan permintaan di tengah meningkatnya inflasi. Barclays mengatakan kenaikan harga akan menguntungkan penjual jam mewah, Watches of Switzerland Group Plc, dealer Rolex terbesar di Inggris.
Meski demikian, sampai saat ini pihak Rolex di Jenewa belum bermentar lebih lanjut.
Baca Juga
"Investor sudah terbiasa dengan kenaikan harga yang biasa terjadi di industri yang menarik ini, tetapi sangat menggembirakan melihat hal ini terus berlanjut mengingat kami percaya bahwa hal itu tidak akan memiliki dampak terhadap volume (permintaan)," kata analis Barclays Richard Taylor dan Pallav Mittal.
Rolex menaikkan harga di sebagian besar pasar sekitar 3,5 persen pada Januari 2022, kemudian menaikkan lagi 5 persen di Inggris dan Eropa pada bulan November.