Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Dear Penumpang Feri, Waspada Cuaca Ekstrem 1 Januari

Sebagai informasi, BMKG menyebut bahwa 1-3 Januari 2023 merupakan puncak berlangsungnya periode cuaca ekstrem di Tanah Air.
Foto udara suasana di Pelabuhan Gilimanuk, Jembrana, Bali, Senin (12/9/2022). Bisnis/Eusebio Chrysnamurti
Foto udara suasana di Pelabuhan Gilimanuk, Jembrana, Bali, Senin (12/9/2022). Bisnis/Eusebio Chrysnamurti

Bisnis.com, JAKARTA - Pengguna angkutan penyeberangan perlu bersiaga, seiring prediksi Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) soal potensi cuaca ekstrem di beberapa wilayah Indonesia pada 1 Januari 2023.

Sebagai informasi, BMKG menyebut bahwa 1-3 Januari 2023 merupakan puncak dari periode cuaca ekstrem di Tanah Air yang berlangsung sejak 27 Desember 2022, sebelum akhirnya mulai mereda pada 5-6 Januari 2023.

Oleh sebab itu, para pengguna jasa feri pun perlu mewaspadai dan memperhatikan kondisi angin kencang, hujan lebat, dan gelombang laut tinggi, sebelum memutuskan untuk menyeberang.

Terkhusus angkutan penyeberangan melalui lintasan Ketapang–Gilimanuk, PT ASDP Indonesia Ferry (Persero) Cabang Ketapang mengaku secara intens berkoordinasi dengan BMKG, karena potensi puncak cuaca ekstrem notabene bersamaan dengan arus balik Natal dan Tahun Baru (Nataru) 2022–2023.

"Kami antisipasi dengan terus komunikasi dengan BMKG. Jadi kalau diputuskan benar-benar tidak aman untuk pelayaran, tentu kami akan menunda pemberangkatan," ujar General Manager ASDP Indonesia Ferry Cabang Ketapang Muhammad Yasin ketika ditemui Tim Kilas Nataru Bisnis Indonesia di kantornya, Jumat (30/12/2022).

Yasin menjelaskan bahwa beberapa petugas BMKG pun memantau langsung kondisi cuaca dari Pelabuhan Ketapang maupun Pelabuhan Gilimanuk, sehingga komunikasi lancar, dan memberikan jaminan keamanan buat para penyeberang Jawa–Bali atau sebaliknya.

Senagai contoh, setidaknya pada 27 dan 28 Desember 2022, ASDP Indonesia Ferry Cabang Ketapang pun sempat menutup aktivitas penyeberangan selama beberapa menit, imbas hujan lebat atau angin kencang.

Yasin menjelaskan secara umum angin kencang atau hujan badai yang bisa memicu gelombang air laut naik sampai 1,5 meter sampai 2 meter merupakan cuaca yang tidak mendukung pelayaran. Terlebih, untuk kapal feri lintasan Ketapang–Gilimanuk yang rata-rata berukuran 1.000 sampai 1.500 gross register tonnage (GRT).

"Benar, perkiraan tanggal 1 Januari 2022 itu harus waspada, sesuai anjuran BMKG. Kemarin, waktu ada angin kencang di 27 Desember 2022 siang hari, memang sempat ada 2 trip yang ditunda, tapi tidak terjadi antrean. Jadi kalau ada cuaca ekstrem lagi, kami akan lakukan antisipasi serupa. Tapi harapannya tentu semoga cuaca mendukung dan semua pelayaran berjalan lancar," ujarnya.

Sebagai informasi, BMKG mengingatkan lintasan angkutan penyeberangan yang bakal ramai penumpang pada pergantian tahun, seperti Ketapang–Gilimanuk di Selat Bali, Merak–Bakauheni di Selat Sunda, dan kawasan Nusa Tenggara.

Pasalnya, wilayah-wilayah ini berpotensi diguyur hujan dengan intensitas lebat sampai sangat lebat sejak akhir Desember 2022 sampai nantinya mencapai puncak hujan ekstrem di sekitar 2 Januari 2023.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Aziz Rahardyan
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper