Bisnis.com, JAKARTA - Sektor perhotelan menyambut 2023 dengan optimisme tinggi. Hal ini terlihat dari meningkatnya jumlah pasokan sepanjang 2022 dan penurunan tingkat kekosongan yang mengisyaratkan meningkatnya permintaan serta okupansi hotel.
Dikutip dari Data Indonesia, berdasarkan laporan Badan Pusat Statistik (BPS) jumlah hotel berbintang di Indonesia bertambah sebanyak 3.763 unit di 2022. Angka tersebut meningkat 6,87 persen jika dibandingkan dengan 2021 yang mencapai 3.521 unit.
Secara keseluruhan, pasokan hotel berbintang di Indonesia mencapai 358.833 unit kamar di tahun ini. Disebutkan, peningkatan pasokan berjalan seiring dengan pemulihan sektor pariwisata di Indonesia.
Ketua Umum Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI), Hariyadi B. Sukamdani, memperkirakan peningkatan pasokan akan kembali terjadi di 2023 yang tersebar di berbagai daerah.
"Pasti [ekspansi], tergantung daerahnya kalau daerahnya masih kurang kamar sudah pasti akan ada perluasan," kata Hariyadi kepada Bisnis, Kamis (29/12/2022).
Hariyadi mengatakan ada beberapa sentimen positif sektor perhotelan di 2023, seperti pelonggaran PPKM yang bakal mendorong meningkatkan kebutuhan Meeting, Incentives, Conferences, Exhibition (MICE).
Selain itu, adanya beberapa ajang internasional yang akan digelar seperti F1 Powerboat World Championship di Danau Toba, Sumatra Utara pada Februari 2023 juga akan mendorong kinerja sektor perhotelan.
"Yang sekarang kurang ya, contohnya kaya Toba, besok mau ada power boat itu kan untuk F1 H2O. Itu kurang banget disitu [hotel], nanti kejadiannya kaya Mandalika kurang banget hotel disitu," ujarnya.
Padahal, kebutuhan hunian sementara di wilayah tersebut akan segera meningkat menjelang ajang internasional tersebut digelar. Di sisi lain, dia melihat optisme para pengusaha saat ini sudah bergejolak naik.
Menurutnya, menuju pemulihan pascapandemi, para pengusaha hotel sudah terlihat lebih optimis dan mulai merancang ekspansi ke berbagai daerah.
Sementara itu, Hariyadi yang juga menjabat sebagai Direktur Utama PT Hotel Sahid Jaya International Tbk. (SHID) menyatakan masih perlu fokus untuk konsolidasi di 2023.
"Kebetulan saya belum [rencana ekspansi], kalau saya mungkin baru 2024 kali ya, sekarang lebih ke konsolidasi ya kemarin kan babak belur banget tuh pandemi," ungkapnya.
Lebih lanjut, dia mengungkapkan okupansi hotel di akhir 2022 atau selama libur Hari Raya Natal dan Tahun Baru (Nataru) ini tercatat sangat baik untuk daerah destinasi wisata seperti Bandung, Jogja, Solo, dan Bali.
Sebagai informasi, berdasarkan data Cushman & Wakefield, menunjukkan tingkat kekosongan ruang hotel sepanjang 2022 menurun hingga 11 persen dibandingkan 2021. Hal ini memicu kenaikan harga rata-rata kamar di seluruh segmen pasar.
Namun, dia belum dapat memastikan kondisinya di awal Januari 2023 mendatang. Hanya saja, dia memastikan akan lebih baik dari 2022 karena PPKM telah dilonggarkan. Secara umum, hotel-hotel favorit di kawasan destinasi wisata akan full 100 persen di periode libur ini.
"Tapi kalau kota-kota besar seperti Jakarta ini ya sepi, nanti tahun baru ramai. Kalau sekarang Jakarta agak low occupancy-nya," ujar Hariyadi.