Bisnis.com, JAKARTA – Harga rumah di Hong Kong mengalami penurunan sepanjang 2022. Menjelang pergantian tahun, pasar perumahan di Hong Kong kembali mencatat penurunan 3,3 persen per November 2022.
Pada Oktober 2022, harga rumah di Hong Kong turun 2,7 persen. Dikutip dari Channel News Asia, Kamis (29/12/2022) tren penurunan ini merupakan yang paling parah selama satu dekade terakhir dengan akumulasi penurunan hingga 13,8 persen.
Anjloknya harga rumah di negara tersebut terbilang unik, sebab selama ini Hong Kong dikenal sebagai negara dengan nilai properti termahal di dunia. Kini, justru harganya memasuki level terendah setelah sebelumnya turun drastis pada Agustus 2017.
Adanya penurunan harga ini disebabkan turunnya minat beli. Berbanding terbalik dengan harga rumah pada tahun 2019 yang rata-rata mencapai lebih dari US$1,2 juta, berdasarkan laporan Global Living.
Di sisi lain, permintaan mulai melambat sejak Juni 2022 yang ditandai dengan penurunan transaksi hingga 22,2 persen. Laporan Knight Frank juga mencatat penjualan rumah pada semester I/2022 hanya tercatat HKD3,7 miliar atau Rp6,9 triliun.
Angka tersebut menurun 52 persen dari pendapatan pada semester II/2021. Dilansir Bloomberg, penurunan ini merupakan imbas dari lonjakan biaya pinjaman yang menghalangi pembelian properti, salah satunya faktor suku bunga hipotek yang naik ke level tertinggi sejak tahun 2008.
Tak hanya itu, turunnya harga juga dipengaruhi kondisi di pusat keuangan Asia yang terbebani oleh prospek ekonomi yang lemah dan kenaikan biaya hipotek, serta menyusul wabah Covid-19 yang serius di awal tahun.
Agen properti di Hong Kong mengatakan, volume transaksi untuk tahun ini diperkirakan akan turun ke level terendah, tetapi bisa sedikit melambung tahun depan setelah pihak berwenang mencabut pembatasan perjalanan dengan China.
Untuk 2023, konsultan real estat Cushman & Wakefield memperkirakan harga rumah 5 persen lebih rendah dari tahun ini, dengan proyeksi harga stabil di paruh kedua setelah ekspektasi puncak suku bunga terlewati.
Konsultan JLL, memperkirakan harga turun 10 persen lagi di 2023 untuk pasar perumahan di Hong Kong. Kondisi ini menjadi peluang untuk mengambil kesempatan membeli, sebab pasokan unit dari pengembang masih tinggi karena tidak terjual di 2022.
Artinya, di 2023 pengembang akan lebih masif menawarkan diskon. JLL menambahkan, harga jual beberapa proyek yang baru diluncurkan bisa 7-13 persen lebih rendah dari harga rata-rata pasar sekunder di area yang sama.
Di samping itu, proyek baru diprediksi akan hadir mengingat kabar salah satu pengembang besar Hong Kong yaitu CK Asset Holdings milik orang terkaya di kota Li Ka-shing, memenangkan sebidang tanah perumahan di daerah pusat kota Kai Tak.
Harga yang diperoleh jauh lebih rendah dari ekspektasi pasar. Surveyor mengatakan harga dasar mewakili level terendah dalam delapan tahun di area tersebut.