Bisnis.com, JAKARTA - Perusahaan swasta diharapkan bisa menerapkan kebijakan kerja dari rumah atau work from home (WFH) pada awal tahun, 2023 selama 2 hari.
Imbauan tersebut disampaikan oleh Kepala Korps Lalu Lintas (Kakorlantas) Polri Irjen Pol Firman Shantyabudi guna mencegah pergerakan arus balik masyarakat tertumpuk pada akhir pekan sebelumnya.
"Saya tidak pernah bisa mengusulkan selain WFH, karena pemerintah tidak menetukan cuti bersama. Jadi, kami imbau swasta yang bisa WFH pada tanggal 2-3 [Januari 2023], supaya tidak berbarengan [arus balik] dan tidak menumpuk di Sabtu-Minggu menuju hari Senin," Ujar Firman di Pelabuhan Merak, Banten, dikutip dari siaran virtual, Sabtu (24/12/2022).
Seperti diketahui, arus mudik dan balik libur akhir tahun terbagi menjadi dua yakni masing-masing pada Natal 2022 dan tahun baru 2023.
Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (PMK) Muhadjir Effendy memprediksi arus mudik pada libur Natal akan terjadi pada 23 hingga 24 Desember 2022. Sementara itu, puncak arus balik diprediksi jatuh pada 25-26 Desember.
Kemudian, puncak arus mudik akan kembali terjadi pada 30-31 Desember 2022 atau jelang pergantian tahun. Sementara itu, arus balik libur tahun baru 2023 diprediksi berlangsung pada 1-2 Januari 2023.
Baca Juga
"Sedangkan puncak arus mudik perayaan Tahun Baru 2023 itu tanggal 30-31 Desember. Puncak arus balik itu 1-2 Januari 2023," terang Muhadjir usai Ratas Persiapan Nataru 2023 di Kantor Presiden, Jakarta, Senin (19/12/2022).
Adapun survei Kemenhub jelang libur Natal dan tahun baru menemukan bahwa sebanyak 44,1 juta orang akan melakukan perjalanan selama libur akhir tahun.
Berdasarkan survei terbaru tersebut, moda transportasi yang diprediksi paling banyak digunakan oleh masyarakat adalah kendaraan pribadi sebesar 28 persen, sepeda motor 16,7 persen, kereta api 13 persen, bus 11 persen, pesawat 11 persen, angkutan penyeberangan sebesar 4 persen, dan kapal sebesar 2 persen.