Bisnis.com, JAKARTA - Inggris di bawah Perdana Menteri (PM) Inggris Rishi Sunak menyiapkan paket anggaran baru untuk menggerakkan ekonomi.
Menteri Keuangan (Menkeu) Jeremy Hunt mengungkapkan Perdana Menteri (PM) Inggris Rishi Sunak akan menyampaikan anggaran berikutnya pada 15 Maret mendatang.
"Menkeu @Jeremy_Hunt hari ini telah menugaskan @OBR_UK untuk menyiapkan perkiraan ekonomi dan fiskal yang akan disajikan bersama Anggaran Musim Semi pada 15 Maret 2023," cuit akun Twitter @hmtreasury, sebagaimana dilansir dari Bloomberg pada Senin (19/12/2022).
Bujet ini menjadi arah fiskal terbesar kedua dalam era Pemerintahan Sunak. Sebelumnya bujet anggaran pemerintahan sunak muncul dalam paket Musim Gugur pada 17 November lalu. Saat itu pemeriintahan Sunak meluncurkan kenaikan pajak £55 miliar (US$67 miliar) dan pemotongan pengeluaran untuk menstabilkan keuangan publik Inggris setelah serangkaian guncangan ekonomi.
Sunak dan Jeremy menghadapi tugas yang berat. Inflasi yang tinggi dan gunjangan ekonomi telah membawa Inggris ke jurang resesi. Obat kenaikan suku bunga untuk menahan inflasi turut menekan ekonomi yakni masih mendekati level tertinggi selama 40 tahun.
Saat itu, Partai Konservatif yang berkuasa di parlemen menerima paket Jeremy termasuk £25 miliar kenaikan pajak, karena kebutuhan pemerintah untuk menenangkan pasar keuangan. Dana besar yang dibutuhkan setelah pendahulu Sunak, Liz Truss, mengeluarkan kebijakan yang memicu penjualan obligasi dalam jumlah besar oleh investor.
Baca Juga
Meski disetujui, kebijakan pajak ini tidak disenangi sejumlah anggota parlemen. Sunak dan Jeremy telah menaikkan beban pajak negara ke level tertinggi sejak Perang Dunia II, sehingga Menkeu hanya memiliki sedikit ruang untuk menaikkan pungutan.
Ada juga selera yang berkurang untuk pemotongan pengeluaran lebih banyak, dengan banyak layanan publik dilucuti habis-habisan oleh satu dekade penghematan di bawah administrasi Tory berturut-turut.
Sejak LIzz Truss meninggalkan posisinya setelah masa jabatan 7 minggu, biaya pinjaman Inggris telah membaik, dan ada tanda-tanda inflasi mungkin telah mencapai puncak.
Untuk meredam inflasi, Bank Sentral Inggris yakni Bank of England (BOE) kembali menaikkan suku bunga acuan pinjaman setengah poin menjadi 3,5 persen. Langkah meredam kenaikan harga, yang dipicu oleh biaya energi yang lebih tinggi sebagai terbatasnya pasokan energi akibat perang Rusia di Ukraina yang diikuti sulitnya penyediaan lapangan kerja.
Jeremy Hunt mengatakan prioritasnya adalah membatasi inflasi sebelum mencoba merangsang ekonomi melalui pemotongan pajak.
"Ketahuilah, ini [kondisi ekonomi] sulit bagi orang-orang saat ini, tetapi sangat penting bagi kami untuk tetap berpegang pada rencana kami, bekerja sama dengan BOE saat mereka mengambil tindakan untuk mengembalikan inflasi ke target," tulis Menkeu kepada Gubernur BOE Andrew dalam sebuah surat.
Jeremy berharap hal tersebut bisa segera direalisasikan agar kendaan segera membaik. "Semakin cepat kita menguasai Inflasi, semakin baik." pungkasnya.