Bisnis.com, JAKARTA - Kontraksi aktivitas manufaktur zona euro mulai mereda menyusul pulihnya rantai pasokan dan melambatnya laju inflasi, menandakan tekanan ekonomi tidak terlalu curam dari yang dibayangkan.
Dilansir dari Bloomberg pada Jumat (16/12/2022), Purchasing Managers Index (PMI) S&P Global naik lebih dari yang diperkirakan pada bulan Desember menjadi 48,8. Meski tetap berada di bawah ambang batas 50 yang berarti mengalami kontraksi, penurunan aktivitas bisnis mulai melandai di bulan kedua berturut-turut.
"Meskipun penurunan aktivitas bisnis pada bulan Desember menandakan kemungkinan resesi yang kuat, survei tersebut juga mengisyaratkan bahwa penurunan yang terjadi lebih landai daripada yang diperkirakan beberapa bulan lalu," kata kepala ekonom bisnis S&P Global Market Intelligence Chris Williamson.
Menurut Williamson, produk domestik bruto di blok 19 negara tersebut diperkirakan terkontraksi kurang dari 0,2 persen pada kuartal IV/2022, dengan indikasi bahwa tingkat penurunan dapat mereda lebih lanjut dalam periode tiga bulan berikutnya.
Seperti diketahui, survei sebelumnya menunjukkan penurunan lebih dari 0,2 persen.
Presiden Bank Sentral Eropa (ECB) Christine Lagarde mengatakan bahwa Eropa diperkirakan mengalami resesi singkat pada kuartal ini dan berikutnya. Namun ECB masih akan menaikkan suku bunga acuan lebih dari yang diperkirakan setelah mengerek 50 basis poin kemarin, Kamis (15/12/2022).
Baca Juga
Meskipun krisis energi berlanjut, prospek ekonomi Eropa menjadi sedikit lebih cerah berkat optimisme atas perekonomian Jerman. Sektor manufaktur utama Jerman membaik bulan ini, dibantu oleh kondisi pasokan yang lebih baik dan berkurangnya kekhawatiran akan kekurangan energi.
Hanya Prancis yang mengalami penurunan aktivitas yang makin dalam, didorong oleh penurunan di sektor jasa dalam hampir dua tahun.
Bisnis di Eropa mencatat penurunan pesanan baru untuk bulan keenam berturut-turut karena perusahaan terus melaporkan melemahnya permintaan pelanggan, meskipun tingkat penurunan adalah yang terlemah sejak Agustus.
Dikombinasikan dengan pasokan yang lebih baik, hal ini juga menyebabkan tingkat kenaikan biaya input yang paling lambat sejak Mei 2021.
Williamson mengatakan prospek inflasi menggembirakan, meskipun sisi negatifnya adalah bahwa hal ini terutama disebabkan oleh turunnya permintaan yang telah mengurangi tgekanan harga di antara banyak perusahaan dan pemasok. Sentimen bisnis secara keseluruhan tetap lemah.
"Masih ada sedikit tanda-tanda kembalinya pertumbuhan yang berarti saat 2022 berakhir," ujar Williamson.
Berdasarkan sektor, penurunan paling tajam terus terlihat di perusahaan kimia, plastik, dan sumber daya dasar, serta di sektor jasa keuangan. Ada juga penurunan tajam untuk transportasi, tetapi pariwisata dan rekreasi membaik pada bulan Nopember.