Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Ridwan Kamil Ungkap Dampak Kenaikan Suku Bunga BI di Sektor Riil

Gubernur Jabar Ridwan Kamil, menyebut kenaikan suku bunga acuan Bank Indonesia (BI) akan menyebabkan kinerja sektor riil di dalam negeri stagnan.
Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil melakukan video conference bersama Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan dan bupati/wali kota Bogor-Depok-Tangerang-Bekasi (Bodetabek) serta Sekretaris Daerah Banten yang diikuti Gubernur Jabar Ridwan Kamil dari Gedung Pakuan, Kota Bandung, Jumat (8/5/2020) malam.
Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil melakukan video conference bersama Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan dan bupati/wali kota Bogor-Depok-Tangerang-Bekasi (Bodetabek) serta Sekretaris Daerah Banten yang diikuti Gubernur Jabar Ridwan Kamil dari Gedung Pakuan, Kota Bandung, Jumat (8/5/2020) malam.

Bisnis.com, JAKARTA - Gubernur Jawa Barat (Jabar), Ridwan Kamil, menyebut kenaikan suku bunga acuan Bank Indonesia (BI) akan menyebabkan kinerja sektor riil di dalam negeri stagnan.

Gubernur Jabar yang akrab disapa Kang Emil ini mengatakan hal tersebut dalam acara Bisnis Indonesia Business Challenges 2023, Kamis (15/12/2022).

Emil menjelaskan dalam merespons tingkat inflasi yang meningkat, berbagai bank sentral di dunia mulai meningkatkan suku bunganya. Di indonesia sendiri, Bank Indonesia meningkatkan suku bunga acuan cukup signifikan dalam dua bulan terakhir.

"Dari 3,5 persen menjadi 4,75 persen. Angka tersebut saat ini lebih tinggi dari suku bunga acuan Federal Reserve Amerika Serikat yang berada di 4 persen," kata Ridwan Kamil, Kamis (15/12/2022).

Emil mengatakan dengan naiknya suku bunga acuan ini akan menyebabkan terjadinya capital flight dari Indonesia ke luar negeri (outflow). Hal tersebut akan mengakibatkan sektor riil dalam negeri stagnan atau terhambat dikarenakan tidak ada biaya pembangunan.

"Biaya pembangunan jadi lebih mahal dan ini mempengaruhi [pembangunan] Jawa Barat juga," ujarnya.

Lebih lanjut, dia menyebut pembangunan sektor riil di Jawa Barat saat ini masih dipengaruhi keadaan pandemi Covid-19 di China. Pasalnya, dengan adanya lockdown atau pengucian yang terjadi di China akan menghambat impor produk manufaktur di Jawa Barat yang memakai vendor dari negara tirai bambu tersebut.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper