Bisnis.com, JAKARTA - Ekonomi Uni Eropa tumbuh tumbuh di atas perkiraan pada kuartal III/2022, meskipun resesi yang dipicu oleh krisis energi di benua itu kemungkinan besar telah dimulai.
Dilansir dari Bloomberg pada Rabu (7/12/2022), Eurostat mencatat produk domestik bruto (PDB) Eropa tumbuh 0,3 persen pada kuartal III/2022 dibandingkan kuartal sebelumnya (quarter-to-quarter/qtq), sedikit lebih tinggi dari perkiraan awal sebesar 0,2 persen.
Secara tahunan (year-on-year/yoy), PDB Eropa naik 2,3 persen tahun ini hingga September 2022, lebih rendah dari kuartal sebelumnya sebesar 4,1 persen namun masih lebih tinggi dari proyeksi sebesar 2,1 persen.
Kenaikan tersebut didorong oleh kenaikan untuk Jerman, ekonomi teratas blok mata uang 19 negara tersebut.
Investasi modal tetap mendorong kinerja kawasan, dengan kontribusi konsumsi rumah tangga yang lebih baik. Di sisi lain, ekspor bersih negatif dan membebani output secara keseluruhan.
Meskipun data PDB menunjukkan bahwa lonjakan harga gas alam yang disebabkan oleh perang Rusia – Ukraina belum menekan pertumbuhan, zona euro kemungkinan akan mengalami kontraksi pada kuartal IV/2022 dan awal tahun 2023.
Baca Juga
Di tengah prospek ekonomi yang cenderung suram, Bank Sentral Eropa (ECB) masih masih berencana menaikkan suku bunga acuan dengan alasan resesi yang terjadi tidak akan parah.
Di tengah pertumbuhan ekomoni Eropa yang cenderung membaik, IMF dan Bank Dunia memproyeksikan ekonomi global cendeurng turun dari 3,2 persen menjadi 2,7 persen pada 2023. Artinya, ekonomi dunia akan mengalami perlambatan dan memicu menurunnya permintaan.