Bisnis.com, NUSADUA - Pemerintah masih membahas kebijakan terkait pencegahan penyebaran Covid-19 menjelang libur Natal dan tahun baru (Nataru). Namun, vaksin booster rencananya bakal menjadi syarat wajib perjalanan.
Menteri Koordinator Bidang Maritim dan Investasi (Menko Marves), Luhut B. Pandjaitan, mengatakan ada potensi pergerakan dan aktivitas masyarakat yang cukup signifikan pada periode libur Nataru. Prospek tersebut terlihat dari tingkat okupansi hotel di Bali yang bakal melebihi 80 persen, termasuk untuk pergerakan penerbangan.
Dengan mempertimbangkan potensi tingginya pergerakan masyarakat dan kondisi pandemi Covid,-19, Luhut telah mengusulkan agar vaksin booster menjadi syarat wajib dalam perjalanan yang menggunakan transportasi publik.
"Pengetatan sampai sekarang belum ada. Tetap kita usulkan karena kan dinamika Covid banyak. Jadi, kami minta syarat booster dilakukan," kata Luhut usai konferensi pers acara Bali International Airshow, Selasa (6/12/2022).
Kementerian Perhubungan (Kemenhub) memperkirakan jumlah penumpang yang melakukan mobilitas pada periode Natal 2022 dan tahun baru 2023 sebanyak 60,6 juta atau sebesar 22,4 persen dari jumlah penduduk di Indonesia.
Hasil tersebut didapatkan dari survei pertama yang dilakukan oleh Badan Kebijakan Transportasi. Dari hasil tersebut, sebanyak 12,3 persen di antaranya atau sebesar 7,5 juta orang melakukan pergerakan dari wilayah Jakarta, Bogor, Tangerang, dan Bekasi (Jabodetabek) atau sebesar 12,3 persen untuk keperluan natal dan tahun baru sekaligus melakukan aktivitas di daerah wisata.
Direktur Transportasi Sungai Danau dan Penyeberangan Kementerian Perhubungan, Junaidi, memprediksi puncak arus mudik untuk Nataru adalah pada 24 Desember 2022 dan 25 Desember. Kemudian, puncak pergerakan pada tahap 2 yakni 31 Januari dan 1 Januari 2023.
Selama periode tersebut, kemenhub melakukan pemantauan 2022 mengatakan sudah melakukan simulasi dengan melakukan pemantauan di sebanyak 11 lintasan.
Kesebelas lintasan tersebut adalah Merak-Bakauheni, Ketapang–Gilimanuk, Padangbai–Lembar, kemudian Kayangan–Poyotano, Sibolga–Nias, Ajibata–Ambarita, Tanjung Api Api–Tanjung Kelian, Bajoe Kolaka, Bitung–Ternate, Kupang–Rote, Hunimua–Waipirit.
“Saat Nataru 2022/2023, pada mobilitas pergerakan diprediksikan kurang lebih 60,6 juta. Angka ini yang akan melakukan mobilitas saat nataru,” ujarnya.
Di sisi lain survei BKT tersebut juga mengungkap adanya potensi sekitar 70 persen masyarakat yang tidak melakukan mobilitas selama angkutan nataru 2022/2023. Faktor penurunan tersebut dipengaruhi kenaikan harga Bahan Bakar Minyak (BBM), penyesuaian tarif transportasi, dan dampak ekonomi sosial.