Bisnis.com, JAKARTA – Pemerintah memperkirakan tingkat inflasi pada akhir tahun akan terkendali di bawah level 6 persen.
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto menyampaikan bahwa tingkat inflasi pada akhir 2022 diproyeksikan mencapai kisaran 5,34 hingga 5,5 persen.
“Inflasi diperkirakan terkendali, setelah meningkat ke 5,95 persen, 5,71 persen, dan terakhir 5,42 persen, sampai akhir tahun diperkirakan bisa mencapai 5,34–5,5 persen,” katanya dalam Keterangan Pers Menteri terkait Sidang Kabinet Paripurna di Kantor Presiden, Selasa (6/12/2022).
Sejalan dengan itu, Airlangga memperkirakan ekonomi Indonesia pada tahun ini akan mencapai 5,2 persen.
Pertumbuhan tersebut melanjutkan tren pertumbuhan yang tinggi di atas 5 persen, yang mana pada kuartal III/2022 tercatat mencapai 5,72 persen secara tahunan.
Pada 2023, pertumbuhan ekonomi diperkirakan akan mencapai 5,3 persen, meski tantangan dan gejolak global masih perlu terus diwaspadai.
Baca Juga
Di sisi global, sejumlah lembaga internasional memperkirakan ekonomi dunia akan tumbuh pada kisaran 2,2 hingga 2,7 persen, dikarenakan gejolak yang masih sangat tinggi.
“Tentu ini harus kita perhatikan. Dari outlook berbagai lembaga, ekonomi global diperkirakan tumbuh 2,2 persen hingga 2,7 persen. Jadi, Indonesia tumbuhnya mendekati dua kali dari global,” tutur Airlangga.
Sebagaimana diketahui, tingkat inflasi pada Oktober 2022 tercatat mencapai 5,42 persen secara tahunan atau 0,09 persen secara bulanan.
Realisasi inflasi yang melandai tersebut dipengaruhi oleh deflasi kelompok harga bergejolak atau volatile food sebesar 0,22 persen. Secara tahunan, kelompok volatile foods mengalami inflasi sebesar 5,70 persen, lebih rendah dari bulan sebelumnya sebesar 7,19 persen.
Sementara itu, inflasi kelompok harga yang diatur pemerintah atau administered prices tercatat sebesar 13,01 persen secara tahunan. Sejalan dengan itu, inflasi komponen inti tercatat sebesar 3,30 persen secara tahunan pada November 2022.