Bisnis.com, Jakarta — Pemerintah mewaspadai penurunan kinerja sektor manufaktur di dalam negeri, seiring dengan perlambatan ekonomi global.
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto menyampaikan bahwa pertumbuhan ekonomi global berdasarkan proyeksi Dana Moneter Internasional (International Monetary Fund), diperkirakan sebesar 3,2 persen pada tahun ini.
Pada 2023, pertumbuhan ekonomi global diproyeksi melambat menjadi 2,9 persen. Airlangga mengatakan, perlambatan tersebut telah tercermin dari penurunan PMI Manufaktur di sejumlah negara, yang lebih rendah dari Indonesia.
Pemerintah pun mewaspadai perlambatan PMI Manufaktur di dalam negeri, yang mana pada November 2022, PMI manufaktur Indonesia tercatat sebesar 50,3.
Posisi ini turun jika dibandingkan dengan bulan sebelumnya yang tercatat sebesar 51,8. Penurunan ini dikontribusi oleh kontraksi yang terjadi pada 11 sektor.
“PMI Manufaktur sudah 50,3 bulan kemarin dan kami monitor ada 11 sektor mengalami kontraksi, juga terjadi penurunan purchase order, terutama pada sektor manufaktur,” katanya dalam Rakornas Percepatan dan Perluasan Digitalisasi Daerah (P2DD) 2022, Selasa (6/2/2022).
Baca Juga
Airlangga pun meminta kepada kepala daerah untuk terus memantau dan mengantisipasi penurunan kinerja sektor manufaktur ke depannya.
“Menjadi catatan bagi para gubernur dan bupati untuk mengantisipasi penurunan 11 sektor, terutama sektor padat karya,” tutur Airlangga.