Bisnis.com, JAKARTA - Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) menegaskan pada akhir tahun ini, Garuda Indonesia Group hanya mampu menambah pengoperasian pesawat hingga sebanyak 100 unit, lebih sedikit dari target awal sebanyak 120 unit.
Wakil Menteri BUMN II Kartika Wirjoatmodjo menuturkan bahwa saat ini, baik Garuda Indonesia maupun Citilink, telah mengoperasikan sebanyak 80 unit pesawatnya. Dengan keterlambatan sejumlah perbaikan pesawat dan pencairan dana Penyertaan Modal Negara (PMN), kedua maskapai nampaknya hanya mampu mengejar target sebanyak 100 pesawat yang bisa beroperasi hingga akhir tahun ini.
Dia mengharapkan Garuda Indonesia Group dapat mengoperasikan jumlah pesawatnya secara penuh setelah dana PMN senilai Rp7,5 triliun cair pada Desember 2022 ini. Alhasil, rencana beroperasi Garuda Group dengan jumlah pesawat paling optimal baru dapat direalisasikan pada kuartal I/2023.
"Akhir tahun ini jadinya 100 pesawat. Terlambat sedikit. Jadi total 120 unit atau secara kapasitas penuh baru bisa dioperasikan pada kuartal I/2023," ujarnya dalam rapat bersama Komisi VI DPR/RI, Senin (5/12/2022).
Sebelumnya, Menteri Badan BUMN Erick Thohir mengatakan, Garuda Indonesia dan Citilink akan menambah jumlah pesawatnya. Langkah itu dilakukan sebagai bagian dari upaya untuk menekan harga tiket agar menjadi lebih murah.
“Garuda setelah restrukturisasi PKPU ini akan mulai menambah jumlah pesawatnya kembali di mana yang sekarang Garuda dan Citilink jumlahnya hanya 61 unit, di akhir tahun akan mencapai angka 120 unit," kata Erick.
Baca Juga
Pemerintah akan memberikan PMN sebesar Rp7,5 triliun untuk mendukung aksi itu. Menurut Erick, pemberian bantuan PMN ini telah diputuskan sejak 1,5 tahun yang lalu sebelum pandemi Covid-19 merebak.