Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Elon Musk Tuding Kebijakan The Fed Perbesar Kemungkinan Resesi

Elon Musk menilai tren ekonomi terbaru cenderung memprihatinkan dan kebijakan The Fed semakin memperburuknya.
Elon Musk/Bloomberg
Elon Musk/Bloomberg

Bisnis.com, JAKARTA - Elon Musk meragukan perjuangan Federal Reserve (The Fed) untuk menjinakkan inflasi. Pandangan tersebut diungkapkan oleh CEO Tesla dan Twitter tersebut melalui akun Twitter-nya, yang menilai tren ekonomi terbaru cenderung memprihatinkan.

"Tren mengkhawatirkan. The Fed perlu segera memangkas suku bunga. Mereka secara besar-besaran memperbesar kemungkinan resesi yang parah," cuit Elon Musk di akun Twitter-nya, sebagaimana dilansir yang Fortune pada Kamis (1/12/2022).

Kritik tersebut bukan kali pertama dilontarkan Elon Musk terkait resesi yang akan datang, meskipun CEO Twitter itu semakin khawatir terkait prospek penurunan dalam beberapa bulan terakhir.

Meskipun inflasi telah menunjukkan beberapa tanda pelonggaran dalam sebulan terakhir, The Fed masih bersiap untuk melanjutkan lintasan kenaikan suku bunga lagi, menandakan bahwa bank sentral menyetujui lebih banyak kenaikan suku bunga di masa mendatang.

Antisipasi Musk tentang penurunan ekonomi menjadi lebih gelap secara signifikan selama beberapa bulan terakhir.

Pada bulan Mei, Elon Musk mengatakan resesi mungkin akan berlangsung 12-18 bulan. Menurutnya, penurunan ekonomi sebagai realitas siklus bisnis tak terhindarkan, dan tak selalu menjadi hal yang buruk.

Elon mengatakan resesi mungkin berlalu, kemudian ada masanya akan booming lagi. "Apa yang cenderung terjadi adalah, jika Anda mengalami ledakan yang berlangsung terlalu lama, Anda mendapatkan kesalahan alokasi modal mulai menghujani orang-orang bodoh, pada dasarnya." katanya.

Pada bulan Oktober, miliarder ituv memperkirakan resesi mungkin berlangsung hingga musim semi 2024, tetapi mempertahankan bahwa resesi dapat menjadi positif bersih dengan menyingkirkan apa yang disebut perusahaan zombie yang tidak banyak membantu perekonomian.

"Resesi memiliki lapisan perak di perusahaan yang seharusnya tidak ada berhenti ada." lanjut Elon Musk.

Setelah resmi mengakuisisi Twitter, Elon Musk kembali berkomentar tentang resesi berikutnya. Seperti diketahui, Elon Musk melakukan PHK Setengah dari staf perusahaannya dan ratusan lagi mengundurkan diri karena pemimpin baru tersebut memotong upah mengingat penurunan ekonomi yang akan datang.

"Saya telah melalui resesi tahun 2000 dan 2001 dan 2008-09, dan saya agak paranoid tentang kematian dalam resesi," jelas Musk.

Kenaikan suku bunga The Fed belum baik pada pasar saham tahun ini, begitu juga dengan saham teknologi sangat sulit.

Perusahaan Musk belum bisa selamat, bersamaan dengan saham Tesla turun hampir 53 persen tahun ini. Elon Musk mungkin telah kehilangan lebih dari US$100 miliar tahun ini karena penurunan nilai Tesla.

Elon Musk juga sempat menarik kembali kesepakatan pengambilalihan Twitter pada bulan Juli, ketika valuasi Twitter turun lebih dari 20 persen saat pertama kali dia mengajukan penawaran.

Dengan meminta Fed untuk memangkas suku bunga, Musk bergabung dengan investor dan pengamat pasar untuk mencari tanda-tanda perubahan kebijakan the Fed tahun ini.

Gubernur Federal Reserve Jerome Powell mengungkapkan The Fed sedang mempersiapkan kenaikan suku bunga yang lebih kecil. Pejabat di Bank Sentral tidak setuju tentang seberapa kuat Fed harus mendekati kenaikan suku bunga, tetapi mereka telah menjelaskan bahwa menghentikan kenaikan sama sekali tidak ada di luar pembicaraan, bahkan jika itu berarti memicu resesi.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper