Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Kebal Resesi! Bos BI Prediksi Ekonomi RI Tumbuh 5,3 Persen pada 2023

Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo yakin ekonomi Indonesia bakal tumbuh 5,3 persen pada 2023. Ini alasannya.
Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo dalam pertemuan tahunan Bank Indonesia 2022./Tangkap layar.
Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo dalam pertemuan tahunan Bank Indonesia 2022./Tangkap layar.

Bisnis.com, JAKARTA — Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo optimistis perekonomian Indonesia akan tumbuh kuat pada 2023 dan 2024, di tengah tantangan risiko resesi yang menghantam dunia. 

Perry Warjiyo memperkirakan ekonomi Indonesia akan tumbuh kuat pada kisaran 4,5 persen hingga 5,3 persen pada 2022. Selanjutnya, pertumbuhan ekonomi diperkirakan meningkat lebih tinggi pada 2024, yaitu pada kisaran 4,7 hingga 5,5 persen.

“Pertumbuhan akan cukup baik pada kisaran 4,5–5,3 persen pada 2023 dan meningkat pada kisaran 4,7–5,5 persen pada 2024,” katanya dalam Pertemuan Tahunan BI 2022, Rabu (30/11/2022).

Di samping kinerja ekspor dan konsumsi rumah tangga yang kuat, Perry mengatakan pertumbuhan ekonomi juga akan didorong oleh kinerja investasi yang meningkat.

Selain itu, pengembangan hilirisasi sumber daya alam, pembangunan infrastruktur, dan pemulihan sektor pariwisata juga akan turut mengungkit perekonomian Indonesia ke depan.

Namun demikian, Perry mengingatkan masih terdapat sejumlah risiko yang perlu diwaspadai, terutama dari sisi perekonomian global.

Dia menjelaskan, risiko pertama yang perlu diwaspadai yaitu pertumbuhan ekonomi dunia yang melambat, terutama risiko resesi yang meningkat di Amerika Serikat dan Eropa.

Kedua, inflasi yang melonjak dipicu oleh harga energi dan pangan yang tinggi di pasar global. Ketiga, era suku bunga tinggi yang berlangsung lebih lama. Kenaikan suku bunga the Fed terutama diproyeksi akan mencapai tingkat 5 persen dan tetap bertahan pada level yang tinggi pada 2023.

Keempat, penguatan dolar AS yang akan memberikan risiko pada berlanjutnya pelemahan mata uang banyak negara, termasuk Indonesia. Kelima, derasnya aliran modal asing yang keluar dari negara berkembang menambah ketidakpasian pasar keuangan, termasuk Indonesia.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper