Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Cegah Aksi Protes Lockdown, China Kerahkan Polisi dan Sensor di Media Sosial

China mengerahkan polisi dan sensor di media sosial untuk membendung aksi protes lockdown terhadap pembatasan Covid-19.
Seorang pekerja pengiriman melakukan perjalanan di sepanjang jalan yang hampir kosong selama lockdown akibat Covid-19 di Shanghai, China, Senin (25/4/2022). Shanghai menjadi pusat wabah Covid-19 terburuk di China setelah kejadian di Wuhan beberapa tahun lalu. Sebanyak 138 Jiwa dilaporkan meninggal dunia pada gelombang kali ini. Bloomberg
Seorang pekerja pengiriman melakukan perjalanan di sepanjang jalan yang hampir kosong selama lockdown akibat Covid-19 di Shanghai, China, Senin (25/4/2022). Shanghai menjadi pusat wabah Covid-19 terburuk di China setelah kejadian di Wuhan beberapa tahun lalu. Sebanyak 138 Jiwa dilaporkan meninggal dunia pada gelombang kali ini. Bloomberg

Bisnis.com, JAKARTA - Pihak berwenang China menanggapi protes terhadap pembatasan atau lockdown Covid-19 yang ketat dengan penjagaan polisi, penyensoran di media sosial dan beberapa konsesi diam-diam bahkan ketika wabah negara terus meningkat.

Dilansir dari Bloomberg pada Selasa (29/11/2022), kerusuhan yang dipicu oleh kebakaran mematikan di kota Urumqi pekan lalu memicu Beijing mengerahkan banyak polisi untuk menekan aksi protes.

Kota-kota termasuk Shanghai, Hangzhou, Nanjing, dan tempat lain mengalami lebih sedikit demonstrasi, sementara penyensoran diskusi terkait protes meningkat di seluruh platform media sosial yang telah digunakan untuk melampiaskan kemarahan publik.

Beberapa konsesi diam-diam muncul. Kantor berita Negara mengungkapkan orang-orang yang tinggal di rumah tidak perlu sering melakukan tes Covid-19. Pengurangan dari ketergantungan sebelumnya pada pengujian massal untuk melacak virus.

Orang tua dan siswa yang mengikuti kelas online dibebaskan dari ujian harian di Guangzhou. Kata para pejabat pembatasan pergerakan yang diberlakukan di Beijing untuk melacak sumber Covid atau mengidentifikasi mereka yang terinfeksi umumnya tidak boleh melebihi 24 jam.

Indeks Hang Seng Index (HSI) China Enterprises menghapus penurunan Senin, dipimpin oleh pengembang properti, setelah pemerintah melonggarkan beberapa pembatasan pembiayaan untuk industri.

Saham terkait dengan pembukaan kembali ekonomi juga naik karena beberapa investor berspekulasi bahwa protes dapat mempercepat peralihan dari kebijakan Covid Zero. Jumlah total kasus China tetap tinggi, dengan Komisi Kesehatan Nasional melaporkan 37.477 infeksi pada hari Senin. Ada 8.721 kasus yang ditemukan di negara terpadat itu kota Chongqing, sementara penghitungan di ibu kota Beijing mencapai rekor 4.370 infeksi lokal baru.

Dalam sebuah pernyataan senin malam waktu setempat, Kedutaan Besar AS mendesak orang Amerika di China untuk menyimpan obat-obatan, air, dan makanan selama dua minggu karena tindakan pencegahan dan pengendalian Covid-1982 yang diperluas.

Sementara konsesi untuk kebijakan Covid Zero yang ketat cenderung kecil, perubahan selama beberapa hari terakhir telah memberikan harapan kepada pengamat pasar.

Menurut laporan media lokal Chengdu menghentikan pembangunan fasilitas karantina yang bertujuan untuk menampung puluhan ribu orang yang menimbulkan spekulasi tentang potensi mundurnya kebijakan karantina massal. Banyak kompleks perumahan di Beijing mencabut penguncian setelah penduduk mengonfrontasi staf lokal tentang pembatasan yang berlebihan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper