Bisnis.com, JAKARTA — PT Perusahaan Listrik Negara (Persero) atau PLN menegaskan program konversi kompor elpiji menjadi listrik tetap berjalan sebagai bagian dari aksi korporasi perusahaan setrum pelat merah tersebut.
“Kami terus menjalankan program kompor listrik tetapi bukan dalam kerangka untuk subsidi kompensasi, tetapi soft selling kepada pelanggan kami,” kata Direktur Utama PLN Darmawan Prasodjo saat rapat dengar pendapat (RDP) dengan Komisi VI DPR RI, Jakarta, Senin (28/11/2022).
Darmawan mengatakan, PLN belakangan mengambil inisiatif program konversi itu lewat aksi korporasi perseroan untuk meningkatkan serapan listrik di tengah masyarakat.
Selain itu, dia menegaskan, lelang pengadaan kompor listrik yang sempat digulirkan pada tahap awal program konversi bakal kembali dilanjutkan secara bertahap.
“Yang lelang kami adakan, terus berjalan dengan catatan skalanya kami perkecil sesuai dengan stok yang mereka siapkan,” tuturnya.
Berdasarkan hitung-hitungan komersial PLN, potensi penghematan lewat konversi kompor listrik itu sekitar Rp6.000 per kilogram jika dibandingkan dengan LPG non-subsidi.
Baca Juga
“Kalau menggunakan LPG saat ini Rp18.500 per kilogram kalau menggunakan kompor listrik itu sekitar Rp11.700 , tetapi dibandingkan LPG 3 kilogram tentu saja ini lebih mahal,” kata dia.
Seperti diketahui, PLN telah menjaring 11 pabrikan penyedia kompor induksi domestik dengan komitmen produksi mencapai 300.000 kompor hingga akhir 2022 lewat market sounding.
Setelah dilaksanakan proses lelang, maka didapat tiga pemenang yang semuanya adalah pabrikan lokal. Produksi tahap pertama dari tiga pabrikan itu dijadwalkan terkirim sebanyak 105.000 unit pada bulan ini.
Seperti diberitakan sebelumnya, Wakil Menteri Badan Usaha Milik Negara I Pahala Nugraha Mansury mengatakan bahwa pemerintah belum berpikir untuk melanjutkan kembali program konversi kompor elpiji menjadi listrik dalam waktu dekat.
“Kelihatannya kita memang belum ada rencana untuk melanjutkan untuk penggunaan dari kompor induksi,” kata Pahala saat ditemui di Gedung Sarinah, Jakarta Pusat, Rabu (28/9/2022).
Pahala mengatakan, pemerintah masih mengkaji kembali salah satu program konversi elpiji tersebut. Menurut dia, alasan pemerintah untuk menarik kembali inisiatif program konversi itu lantaran persiapan yang belum matang.
“Mungkin nanti memerlukan persiapan terlebih dahulu kita rapatkan dulu,” kata dia.