Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Uang Beredar Oktober 2022 Tumbuh 9,8 Persen, Dipicu Penyaluran Kredit Perbankan

Pertumbuhan uang beredar Oktober lebih tinggi dari bulan sebelumnya yang sebesar 9,1 persen secara tahunan (year-on-year/yoy).
Pegawai merapikan uang Rupiah di kantor cabang BNI, Jakarta, Rabu (28/9/2022). Bisnis/Himawan L Nugraha
Pegawai merapikan uang Rupiah di kantor cabang BNI, Jakarta, Rabu (28/9/2022). Bisnis/Himawan L Nugraha

Bisnis.com, JAKARTA — Bank Indonesia (BI) melaporkan likuiditas perekonomian atau uang beredar dalam arti luas (M2) tumbuh sebesar 9,8 persen secara tahunan menjadi Rp8.222,2 triliun.

Pertumbuhan pada periode tersebut lebih tinggi jika dibandingkan dengan pertumbuhan pada bulan sebelumnya yang sebesar 9,1 persen secara tahunan (year-on-year/yoy).

“Perkembangan tersebut didorong oleh pertumbuhan uang beredar dalam arti sempit [M1] sebesar 14,9 persen yoy,” kata Kepala Departemen Komunikasi BI Erwin Haryono dalam keterangan resmi, Rabu (23/11/2022).

Uang beredar dalam arti sempit atau M1 terdiri atas uang kartal di luar bank umum dan BPR, giro rupiah, dan tabungan rupiah yang dapat ditarik sewaktu-waktu.

Erwin menjelaskan, giro rupiah tercatat tumbuh sebesar 32,6 persen yoy pada Oktober 2022, jauh lebih tinggi dibandingkan pertumbuhan bulan sebelumnya sebesar 24,0 persen.

Tabungan rupiah yang dapat ditarik sewaktu-waktu dengan pangsa sebesar 45 persen terhadap M1 tumbuh sebesar 6,9 persen yoy. Sementara itu, peredaran uang kartal pada periode yang sama tercatat sebesar Rp808,7 triliun atau tumbuh 5,5 persen.

Berdasarkan faktor yang mempengaruhinya, Erwin mengatakan pertumbuhan M2 pada Oktober 2022 terutama dipengaruhi oleh perkembangan penyaluran kredit. 

BI mencatat, penyaluran kredit pada Oktober 2022 tumbuh sebesar 11,7 persen yoy, setelah bulan sebelumnya tumbuh 10,8 persen yoy, terutama ditopang penyaluran kredit produktif atau kredit investasi. 

Di sisi lain, lanjut Erwin, tagihan bersih sistem moneter kepada Pemerintah Pusat terkontraksi 16,8 persen yoy, setelah bulan sebelumnya terkontraksi sebesar 32,5 persen yoy. 

Sementara itu, aktiva luar negeri bersih tercatat mengalami kontraksi sebesar 3,8 persen yoy, setelah terkontraksi sebesar 5,3 persen yoy pada September 2022.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Maria Elena
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper