Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Airlangga: PLTA Kayan Dapat Gantikan Pasokan Listrik dari PLTU

Pendanaan global lewat kemitraan Just Energy Transition Partnership bakal ikut mengakselerasi pembangunan PLTA Kayan.
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto memberikan kata sambutan di acara B20 Summit Indonesia 2022 di Nusa Dua, Bali pada Senin (14/11/2022). Youtube: B20 Summit
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto memberikan kata sambutan di acara B20 Summit Indonesia 2022 di Nusa Dua, Bali pada Senin (14/11/2022). Youtube: B20 Summit

Bisnis.com, JAKARTA — Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto mengatakan, komitmen pendanaan global lewat kemitraan Just Energy Transition Partnership atau JETP bakal ikut mengakselerasi pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) Kayan Cascade berkapasitas 9.000 megawatt di Kalimantan Utara.

Nantinya, Airlangga mengatakan, PLTA hasil kerja sama PT Kayan Hydro Energy (KHE) dan Sumitomo Corporation dengan nilai investasi US$17 miliar atau setara dengan Rp258,3 triliun (kurs Rp15.196) itu bakal menggantikan sistem kelistrikan pembangkit listrik tenaga uap (PLTU) batu bara mendatang.

“Kemarin kami monitor pengembangan Cascade Power Plant berbasis hydro yang akan dikaji di Kaltara, yang intinya dari pemilik hydro ini akan menukar dari pemilik PLTU,” kata Airlangga saat pameran PLN Local Content Movement for The Nation (Locomotion) 2022 di JCC, Jakarta, Rabu (23/11/2022).

Airlangga mengatakan, pergeseran aset pembangkit itu bakal menjadi mekanisme transisi energi pertama di dunia. Dia berharap peralihan pembangkit bersih dapat berjalan optimal seiring dengan komitmen pendanaan transisi yang relatif besar saat ini dari mitra global.

“Kita dapat alokasi JETP US$20 miliar, Afrika Selatan saja hanya US$8,5 miliar, maka ini harus dimanfaatkan karena ini bentuknya investasi,” kata dia.

Sebelumnya, Kementerian ESDM tengah menyusun rencana aksi dan investasi setelah mendapat komitmen pendanaan transisi energi senilai US$20 miliar atau setara dengan Rp310,6 triliun (asumsi kurs Rp15.535 per US$) lewat kemitraan JETP saat pergelaran KTT G20 lalu.

Pembahasan komitmen investasi dari mitra JETP itu bakal mendorong kepentingan Indonesia untuk mendapatkan bunga pinjaman rendah dari pendanaan transisi tersebut.

“Kalau sekarang itu kita dapat bunga di dalam negeri 10 persen misalkan, terus di luar kita dapat misalkan 2 persen itu kan, bagus kita cari duit murah,” kata Plt Direktur Jenderal Ketenagalistrikan Kementerian ESDM Dadan Kusdiana saat ditemui di Gedung DPR RI, Jakarta, Senin (21/11/2022) petang.

Dadan menuturkan, kementeriannya masih membahas ihwal potensi pendanaan dengan bunga murah dari sejumlah porsi pinjaman yang diperoleh dari komitmen JETP tersebut.

Adapun, pembahasan detail potensi bunga dari sejumlah komposisi pinjaman JETP itu ditarget rampung dalam 3-6 bulan mendatang.

Dia berharap bunga murah transisi energi itu tidak bakal mengganggu keekonomian pensiun dini pembangkit listrik tenaga uap (PLTU) batu bara sekaligus peralihan menuju energi bersih dari perusahaan pembangkit di dalam negeri.

“Kita prinsipnya ini, tidak ada kerugian komersial di IPP atau PLN, jadi prinsip dari pensiun dini itu saya sudah investasi itu tidak rugi,” tuturnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper