Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

ESDM Usulkan PLTU Paiton Masuk Proyek Pensiun Dini Pembangkit

PLTU Paiton diusulkan masuk ke dalam proyek pensiun dini pembangkit batu bara selanjutnya lewat skema Just Energy Transition Partnership.
Pemandangan PLTU Paiton 1 dan 2 dari sisi perairan utara Probolinggo. Istimewa/PLN
Pemandangan PLTU Paiton 1 dan 2 dari sisi perairan utara Probolinggo. Istimewa/PLN

Bisnis.com, JAKARTA — Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) mengusulkan Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) Paiton masuk ke dalam proyek pensiun dini pembangkit batu bara selanjutnya lewat skema Just Energy Transition Partnership atau JETP.

Usulan otoritas energi dan sumber daya mineral itu melengkapi proposal awal sejumlah PLTU yang masuk daftar pensiun dini perdana dari PT Perusahaan Listrik Negara (Persero) atau PLN, seperti PLTU Cirebon-1 dan PLTU Pelabuhan Ratu.

“PLN kemarin sudah mengusulkan PLTU Cirebon kemudian Pelabuhan Ratu, kita juga kan mengusulkan yang Paiton tapi itu usulan berdasarkan angka ya, ada pilihan-pilihan lainnya berdasarkan kinerja dan sistemnya,” kata Plt Direktur Jenderal Ketenagalistrikan Kementerian ESDM Dadan Kusdiana saat ditemui Bisnis di Jakarta Convention Center, Jakarta, Rabu (23/11/2022).

Dadan mengatakan, kementeriannya telah menghimpun 33 PLTU yang bakal dipensiunkan dini lewat skema pendanaan global mendatang. Selain lewat kerangka energy transition mechanism (ETM) yang disokong sebagian besar dari bank pembangunan, JETP turut menjadi opsi pembiayaan murah yang bisa diambil pemerintah.

“Nanti kita lihat mana pilihan PLN, ESDM juga punya pilihan, sekarang ADB [Asian Development Bank] juga sedang melakukan kajian, dia akan feasibility study kita kumpulkan semua nanti ujungnya Menteri ESDM, BUMN, dan Keuangan yang memutuskan,” kata dia.

Di sisi lain, dia menegaskan, kementeriannya berkepentingan untuk memastikan bunga dari pinjaman dan utang yang diperoleh dari skema JETP terjangkau untuk menjaga keekonomian proyek pensiun dini di hulu serta harga listrik di tingkat konsumen.

Kendati demikian, dia mengatakan, pemerintah masih menghitung besaran bunga dari sejumlah porsi utang dan pinjaman skema pendanaan global tersebut.

“Yang kita upayakan loan-nya itu berbasis dana yang lebih murah sehingga mendapatkan harga listrik yang lebih terjangkau,” kata dia.

Sementara itu, Institute for Essential Services Reform (IESR) mengidentifikasi terdapat 12 PLTU yang berpotensi dipensiunkan lebih cepat pada 2022-2023. PLTU itu masuk kategori sebagai low hanging fruits (LHF) karena memiliki kinerja buruk, baik dari sisi teknis, ekonomi, dan lingkungan.

Pembangkit-pembangkit tersebut mayoritas berlokasi di Jawa-Bali, Sumatra, dan Kalimantan. Beberapa pembangkit dapat dipensiunkan seiring usianya yang telah mencapai akhir umur ekonomisnya, seperti Banten Suralaya, PLN Paiton, Bukit Asam Muara Enim, dan Asam-Asam.

Kemitraan JETP antara Pemerintah Indonesia dengan International Partners Group (IPG) yang dipimpin oleh AS dan Jepang itu akan memobilisasi komitmen pembiayaan senilai US$20 miliar atau sekitar Rp310,7 triliun (asumsi kurs Rp15.535 per US$) selama 3-5 tahun mendatang untuk membantu Indonesia dalam melakukan transisi energi yang ambisius dan adil, mencakup di dalamnya mencapai target net zero pada 2050, pengembangan energi terbarukan, hingga pengurangan secara bertahap pengoperasian pembangkit listrik tenaga uap (PLTU) berbasis batu bara. 

Dari komitmen US$20 miliar tersebut, senilai US$10 miliar akan dimobilisasi oleh anggota IPG, termasuk di dalamnya Kanada, Denmark, Uni Eropa, Prancis, Jerman, Italia, Norwegia, dan Inggris. 

Kemudian, komitmen pendanaan US$10 miliar juga akan dimobilisasi dan difasilitasi oleh Glasgow Financial Alliance for Net Zero (GFANZ), yang terdiri atas Bank of America, Citi, Deutsche Bank, HSBC, Macquarie, MUFG, dan Standard Chartered.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper