Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Akhirnya, ALFI: Sistem Operasi di JICT Tanjung Priok Mulai Pulih

ALFI menyebut sistem operasi di JICT kawasan Tanjung Priok mulai pulih.
Truk kontainer antre untuk keluar dari pelabuhan peti kemas Jakarta International Container Terminal (JICT) di Jakarta, Kamis (19/12/2019). Bisnis/Himawan L Nugraha
Truk kontainer antre untuk keluar dari pelabuhan peti kemas Jakarta International Container Terminal (JICT) di Jakarta, Kamis (19/12/2019). Bisnis/Himawan L Nugraha

Bisnis com, JAKARTA - Sistem operasi layanan di Jakarta International Container Terminal (JICT) berangsur mulai pulih dan diperkirakan kembali normal pada malam ini Senin (21/10/2022).

Ketua Asosiasi Logistik dan Forwarder Indonesia Jakarta Adil Karim menjelaskan sistem di JICT sudah mulai pulih sampai siang ini. Rencananya, dari informasi yang diberikan oleh JICT pada sore ini sudah selesai pemulihan keseluruhan sistemnya.

Sejauh ini, lanjutnya, memang terdapat pelayaran yang belum mengirim Delivery Order atau DO kepada pihak JICT sehingga prosesnya masih belum sempurna. DO merupakan surat yang diberikan oleh pihak penjual ke pihak penyedia jasa ekspedisi agar bisa segera melakukan proses pick-up dan pengiriman barang.

"Kalau seluruh pelayaran sudah bisa mengirimkan DO, maka sistem secara otomatis sudah berjalan seperti biasa," ujarnya, Senin (21/11/2022).

Adil menjelaskan saat Terminal Operating System atau TOS mengalami gangguan, yang dilakukan oleh Manejemen JICT untuk melayani ekspor impor adalah dengan melakukan layanan proses manual. Proses tersebut, ergolong lambat sehingga banyak dari anggota ALFI untuk mendapat penyelesaian pembuatan kartu ekspor bisa mencapai 1x24 jam.

"Ironis memang kerugian immaterialnya sangat mahal dan mereka para operasional tidak pulang kerumah dan tidak ketemu keluarga mereka," imbuhnya.

Terkait besaran kerugian, dia menyatakan belum mendapat data secara keseluruhan. Namun yang pasti, pelaku harus membayar sewa truk dua kali lipat karena kontainer tidak bisa digunakan untuk ekspor dan ada juga kontainer terpaksa dititip serta yang paling parah tidak bisa muat ke kapal karena terkena clossing.

Sementara itu, dari sisi importasi, pelaku juga menanggung biaya storage dan demmurage serta pinalti Surat Pemberitahuan Pengeluaran Barang (SPPB). Menurutnya, hal-hal tersebut yang harusnya menjadi perhatian khusus dari pihak JICT/Pelindo.

"Kami dari asosiasi sudah berkirim surat kepada JICT tembusan pelindo Otoritas pelabuhan dan DPP ALFI sebagai induk dari yang isinya tentang efek dari error system terhadap biaya yang timbul," imbuhnya.

Menurutnya, jika perbaikan sistem tersebut tidak selesai, maka kemampuan sistem TOS dan tim IT JICT sebagai pelabuhan international terbesar di Indonesia perlu dipertanyakan.

Sementara itu, pihak JICT juga telah mengeluarkan surat pemberitahuan yang ditandatangani oleh Direktur Utama JICT Ade Hartono pada Minggu (20/11/2022) yang isinya sistem operasi berangsur normal selama proses perbaikan dan pemulihan atas gangguan sisyem yang terjadi.

Pihak JICT juga menyampaikan permohonan maafnya kepada pengguna jasa layanan terminal peti kemas. Penyempurnaan sistem operasi terminal peti kemas masih berlangsung agar sistem berjalan dengan optimal.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper