Bisnis.com, JAKARTA - Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto dalam APEC (Asia Pacific Economic Cooperation) Leaders’ Retreat Session 2 menyampaikan APEC dapat menjadi bagian dalam solusi krisis yang terjadi.
Pasalnya, posisi APEC cukup strategis mengingat ekonomi anggota APEC mewakili lebih dari 60 persen produk domestik bruto (PDB) dunia dan 48 persen perdagangan global.
Politisi Partai Golkar itu turut mengajukan tiga langkah yang bisa dilakukan APEC untuk berkontribusi mengatasi krisis yang ada saat ini.
Pertama, menyelaraskan kebijakan perdagangan dan teknologi. Menurut dia, APEC perlu mengembangkan pendekatan kreatif, modern, dan komprehensif untuk mendukung perdagangan yang tangguh, inklusif, dan berkelanjutan.
“Upaya tersebut dapat dilakukan melalui peningkatan inklusi dan partisipasi para pemangku kepentingan pembangunan, meningkatkan akses dan fasilitasi perdagangan digital berbasis teknologi, serta meningkatkan daya saing kawasan melalui penguatan perdagangan berbasis multilateral yang adil, terbuka, inklusif, dan fasilitatif,” kata Airlangga dalam keterangan tertulis, dikutip Minggu (20/11/2022).
Kedua, memperkuat ketahanan ekonomi melalui rantai pasok yang tangguh, kuat, dan terintegrasi. Airlangga menuturkan, pandemi Covid-19 telah menunjukkan kerentanan rantai suplai yang ada sehingga memperkuat resiliensi terhadap berbagai potensi disrupsi menjadi sangat penting.
Baca Juga
Karena itu, perlu dibangun mekanisme information sharing untuk peringatan dini gangguan rantai suplai, meningkatkan pembangunan infrastruktur logistik, serta mengurangi carbon footprint sistem logistik kawasan untuk perdagangan yang lebih hijau.
Langkah selanjutnya adalah perlunya meningkatkan komitmen untuk menciptakan ekonomi bersih dan berkeadilan. Ini dapat dilakukan dengan menciptakan lingkungan investasi dan kebijakan perdagangan yang kondusif, mengembangkan teknologi inovatif, serta memberikan insentif untuk mendukung transisi ekonomi bersih.
“Mari kita tingkatkan kerja sama untuk pemulihan dan kebangkitan yang lebih kuat, baik secara lingkungan maupun ekonomi,” ujarnya.
Sebagai informasi, APEC saat ini memiliki 21 anggota ekonomi yang terdiri dari Australia, Brunei Darussalam, Kanada, Chili, China, Malaysia, Meksiko, Selandia Baru, Papua Nugini, Peru, Philipina, Rusia, Singapura, Taiwan, Thailand, Amerika Serikat, Vietnam, Indonesia, Hong Kong, Jepang, dan Korea Selatan.