Bisnis.com, JAKARTA – Laju inflasi Jepang mencapai level tertinggi dalam 40 tahun terakhir pada Oktober 2022.
Dilansir Bloomberg pada Jumat (18/11/2022), Kementerian Dalam Negeri Jepang melaporkan indeks harga konsumen (IHK) inti naik 3,6 persen pada Oktober dari periode yang sama tahun sebelumnya (year-on-year/yoy).
Kenaikan ini didorong oleh makanan olahan dan memudarnya dampak pemangkasan biaya telepon seluler.
Angka inflasi inti ini, yang tidak termasuk harga makanan segar, melampaui proyeksi analis sebesar 3,5 persen, sekaligus merupakan pertumbuhan harga tercepat sejak tahun 1982. Inflasi kini jauh melampaui target Bank of Japan sebesar 2 persen selama tujuh bulan berturut-turut.
Di sisi lain, lonjakan inflasi ini diperkirakan belum meyakinkan Gubernur BOJ Haruhiko Kuroda untuk mengubah arah kebijakannya, meskipun tekanan semakin besar.
Kepala Ekonom Daiwa Securities Co. Mari Iwashita mengatakan semakin sulit bagi BOJ untuk terus berpandangan bahwa lonjakan inflasi saat ini bersifat sementara.
“Jika yen tetap lemah, lebih banyak perusahaan akan mencoba membebankan biaya kepada konsumen,” ungkap Iwashita seperti dikutip Bloomberg, Jumat (18/11).
Kuroda secara konsisten mempertahankan bahwa inflasi saat ini hanya bersifat sementara, dan bahwa kebijakan bank sentral yang sangat longgar diperlukan untuk terus mendukung pemulihan ekonomi Jepang dari pandemi.
BOJ saat ini memperkirakan inflasi turun di bawah 2 persen pada tahun fiskal berikutnya mulai April 2023.