Bisnis.com, JAKARTA - Persiapan Indonesia sebagai tuan rumah Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) G20 2022 di Bali dibayar tuntas dengan dilahirkannya kerja sama sektor pangan dan transisi energi pada saat penutupan gelaran tersebut.
Direktur Center of Economics and Law Studies (Celios) Bhima Yudhistira menilai KTT G20 hasil riil yang paling besar yakni terkait dengan kerja sama pangan dan transisi energi. Menurutnya, terobosan kesepakatan leaders declaration tentang pentingnya masalah pangan agar kelancaran rantai pasok pangan tetap terjadi.
"Terobosan kesepakatan leaders declaration bahwa masalah pangan sangat penting agar kelancaran rantai pasok pangan tetap terjaga, dan saling bantu antar negara untuk hindari krisis pangan harapannya bisa membantu Indonesia melewati ancaman inflasi volatile food," ujarnya kepada Bisnis, Rabu (16/11/2022).
Sementara itu, dari isu transisi energi, dalam KTT G20 telah diumumkan rencana pendanaan transisi energi oleh negara-negara maju hingga US$20 miliar atau setara dengan Rp310 triliun. Keputusan tersebut memberikan banyak manfaat kepada Indonesia karena sejalan dengan target mengurangi emisi karbon.
Di samping itu, pendanaan hijau diharapkan dapat mempercepat pembukaan lapangan kerja baru, dan kontribusi kenaikan perpajakan.
"Jadi indikator suksesnya adalah ada mitigasi risiko pangan sekaligus pendanaan baru. Tinggal langkah tindak lanjutnya dari kementerian teknis disiapkan matang," jelasnya.
Baca Juga
Dalam pidato penutupan KTT G20, Presiden Joko Widodo mengatakan selama memegang presidensi, Indonesia terus mengupayakan solusi terbaik bagi dunia untuk pulih bersama, pulih lebih kuat.
“Sebagai Presidensi G20, Indonesia telah mengupayakan berbagai solusi terbaik selama satu tahun kepemimpinan. Alhamdulillah, hari ini kita dapat mengadopsi dan mengesahkan G20 Bali Leaders’ Declaration. Ini adalah deklarasi pertama yang dapat diwujudkan sejak Februari 2022,” ujar Presiden.
Pada kesempatan itu, Presiden Jokowi juga menyampaikan penghargaan yang setinggi-tingginya kepada semua pemimpin dan delegasi yang hadir serta memberikan fleksibilitasnya sehingga deklarasi dapat disepakati dan disahkan.
“Saya juga ingin menyampaikan penghargaan yang setinggi-tingginya kepada seluruh working groups dan engagement groups atas dedikasi, sumbangan, pemikiran, dan kontribusinya bagi Presidensi G20 Indonesia,” ujar Presiden.
Selain deklarasi, ujar Presiden, Presidensi G20 Indonesia juga menghasilkan concrete deliverables yang berisi daftar proyek kerja sama negara anggota G20 dan undangan.
“Proyek kerja sama inilah yang akan membantu membumikan kerja G20 lebih dekat dengan rakyat, memastikan G20 bermanfaat, tidak saja untuk anggotanya namun juga bagi dunia, dan utamanya negara-negara berkembang. Let us recover together, recover stronger,” imbuhnya.