Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Investasi Hulu Migas Makin Susut, Komisi VII Desak Revisi UU Migas Rampung Juni 2023

Realisasi investasi hulu migas hingga Oktober 2022 telah mencapai US$9,2 miliar.
Pekerja melakukan pengawasan di proyek Grati Pressure Lowering yang dilakukan oleh Ophir Indonesia (Sampang) Pty. Ltd., Jawa Timur. Istimewa - Dok. SKK Migas
Pekerja melakukan pengawasan di proyek Grati Pressure Lowering yang dilakukan oleh Ophir Indonesia (Sampang) Pty. Ltd., Jawa Timur. Istimewa - Dok. SKK Migas

Bisnis.com, JAKARTA — Komisi VII DPR RI mendesak Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) untuk merampungkan muatan revisi Undang-Undang Tahun 2001 tentang Minyak dan Gas Bumi (Migas) pada Juni 2023.

Wakil Ketua Komisi VII DPR RI Maman Abdurrahman mengatakan penyelesaian revisi undang undang Migas itu mendesak dilakukan seiring dengan turunnya torehan investasi serta lifting Migas saat ini. Maman berharap UU Migas dapat memberi kepastian hukum lebih kuat untuk menarik minat investasi di industri hulu Migas mendatang.

“Segera diselesaikan selambat-lambatnya bulan Juni 2023 sebagai payung hukum penguatan kelembagaan dan kepastian investasi hulu Migas di Indonesia,” kata Maman saat rapat dengar pendapat (RDP) dengan pimpinan SKK Migas di ruang rapat Komisi VII DPR RI, Jakarta, Rabu (16/11/2022).

Maman menegaskan penyelesaian revisi undang-undang itu bakal menjadi inisiatif DPR untuk dapat mengakselerasi pembahasan muatan yang termaktub dalam peraturan payung hulu Migas nasional.

“Revisi UU Migas kita masukkan ke inisiatif DPR kalau menurut saya agar revisi UU Migas segera diselesaikan selambat-lambatnya Juni 2023,” tuturnya.

Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) membeberkan outlook investasi hulu Migas 2022 berada di kisaran US$12,1 miliar atau lebih rendah dari target awal yang ditetapkan di angka US$13,2 miliar.

Kepala SKK Migas Dwi Soetjipto mengatakan turunnya outlook investasi itu dipengaruhi oleh aktivitas perusahaan Migas yang cenderung menahan investasi mereka pada portofolio berisiko. Kendati, Dwi mengatakan, harga minyak mentah dunia di pasar global saat ini masih tertahan di posisi yang relatif tinggi.

“Perusahaan-perusahaan masih melihat harga minyak tinggi itu hanya sementara, mereka lebih mementingkan posisi kas dari ancaman krisis global, menggunakan dana yang diperolehnya untuk membayar hutang dan kas ke investor,” kata Dwi saat rapat dengar pendapat (RDP) dengan Komisi VII di DPR RI, Jakarta, Rabu (16/11/2022).

Kendati demikian, Dwi memastikan, outlook 2022 yang ditekan rendah itu tetap menunjukkan performa positif jika dibandingkan dengan torehan tahun lalu. Dia mengatakan, outlook investasi 2022 meningkat 11 persen dari realisasi tahun lalu di angka US$10,9 miliar.

Sementara, realisasi investasi hulu migas hingga Oktober 2022 sudah mencapai di angka US$9,2 miliar. Menurut dia, torehan itu lebih tinggi 5 persen dari rata-rata pencapaian investasi global.

“Realisasi sudah US$9,2 miliar sampai dengan Oktober outlook kita US$12,1 miliar ini berarti ada kenaikkan sekitar 20 persen, berarti lebih tinggi dari rata-rata dunia yang hanya 5 persen untuk kenaikkan investasi di 2022,” tuturnya.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Kahfi
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper