Bisnis.com, JAKARTA — Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) memastikan proses divestasi Chevron pada proyek minyak dan gas (migas) laut dalam atau Indonesia Deepwater Development (IDD) tahap II bakal rampung pada akhir tahun ini.
Kepala SKK Migas Dwi Soetjipto mengatakan, lembaganya sudah mengantongi nama perusahaan pengganti Chevron di salah salah lapangan migas yang ikut menjadi bagian proyek strategis nasional (PSN) dengan nilai US$6,98 miliar atau setara dengan Rp108,99 triliun (asumsi kurs Rp15.616 per US$).
“Chevron memutuskan untuk cabut dari proyek IDD ini, sekarang sudah ada calon penggantinya dan saat ini sedang proses untuk perubahan tersebut, dijanjikan pada akhir tahun ini terjadi perubahan operator,” kata Dwi saat rapat dengar pendapat (RDP) dengan Komisi VII di DPR RI, Jakarta, Rabu (16/11/2022).
Berdasarkan catatan SKK Migas, proyek IDD berpotensi untuk menghasilkan gas hingga 844 juta standar kaki kubik per hari (MMscfd) dan 27.000 barel minyak per hari (bopd). Rencananya, proyek itu ditarget onstream pada kuartal keempat 2027 mendatang.
“Akan terjadi perubahan operator dan proyek IDD sudah mulai bisa jalan sejak tahun depan,” kata dia.
Sebelumnya, SKK Migas sempat melaporkan Chevron tengah berdiskusi intens dengan perusahaan migas asal Italia, ENI yang memiliki fasilitas produksi dekat dengan proyek IDD tahap dua tersebut.
Baca Juga
Negosiasi dua perusahaan migas kelas kakap itu juga disebutkan tengah mengerucut pada satu titik temu perihal alih kelola proyek yang sempat tersendat sejak 2019 lalu.
Plt. Kepala Divisi Program dan Komunikasi SKK Migas Mohammad Kemal mengatakan, pembahasan divestasi Chevron bersama dengan calon operator diperkirakan rampung pada akhir tahun ini.
“Sudah semakin positif, semoga akhir tahun ini sudah selesai,” kata Kemal melalui pesan tertulis, Jumat (26/8/2022).
Adapun, Chevron telah mengajukan izin pembukaan data untuk mencari investor baru sejak Juli 2019 dan diajukan kembali pada Februari 2020.
Dikutip dari situs indonesia.chevron.com, Chevron telah memutuskan kalau proyek IDD tersebut tidak dapat bersaing dalam portofolio global perusahaan. Saat ini, Chevron sedang mengevaluasi alternatif strategis untuk kepemilikan dan pengoperasian 62 persen sahamnya.
Proyek IDD yang berlokasi di Cekungan Kutai, Kalimantan Timur merupakan proyek pengembangan lima lapangan gas di laut dalam di kedalaman antara 975 m—1.785 m yang dilakukan secara terintegrasi untuk memenuhi kebutuhan gas pasar domestik dan Kilang LNG Bontang.
Dengan biaya investasi yang diperkirakan mencapai US$6,98 miliar, pengembangan Proyek IDD dilakukan dengan dua tahapan pekerjaan, yaitu pengembangan Lapangan Bangka dengan dua sumur yang dihubungkan ke unit produksi terapung (floating production unit/FPU) West Seno pada tahap I, serta pengembangan Gendalo Gehem (G-G) pada tahap II, yaitu pengembangan Lapangan Gehem, Gandang, Gendalo dan Maha dengan 26 sumur ke dua unit FPU baru.
Dari lapangan-lapangan yang ada, hanya Lapangan Bangka saja yang telah diproduksikan secara komersial pada 17 Agustus 2016 silam.
Sejauh ini, Chevron telah merevisi PoD proyek IDD karena adanya kenaikan nilai investasi dari US$6,9 miliar pada 2007 menjadi US$12 miliar pada 2014. Pada proposal terakhir yang diajukan akhir 2015, nilai investasinya mencapai US$9 miliar dengan asumsi kredit investasi di atas 100 persen.