Bisnis.com, BADUNG - Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia sebagai tuan rumah dan penyelenggara B20 Indonesia membuka rangkaian acara B20 Investment Forum, Bali Nusa Dua Convention Center (BNDCC) I, Bali, Jumat (11/11/2022).
Acara ini merupakan salah satu rangkaian sideline event dari B20 Summit yang akan diadakan pada tanggal 13-14 November 2022 di lokasi yang sama. B20 Investment Forum ini juga diselenggarakan berbarengan dengan Indonesia Net Zero Summit.
Ketua B20 Indonesia Shinta W. Kamdani mengatakan bahwa B20 Indonesia tidak hanya menjalankan fungsi sebagai forum bisnis yang menghasilkan rekomendasi kebijakan serta legacy program. Namun, B20 Indonesia juga memastikan adanya kesepakatan investasi yang bisa menggerakan perekonomian nasional.
“B20 Investment ini juga menghasilkan 18 perjanjian kesepakatan investasi senilai 5 miliar USD atau sekitar Rp 75 triliun dari 11 negara. Investasi besar ini bisa masuk atas dukungan dari Kementerian Investasi/BKPM yang membantu mengelola peluang investasi menjadi investasi yang riil,” ujar Shinta yang juga Koordinator WKU III Kadin Indonesia.
Lebih lanjut, Shinta meyakini ke depannya setelah B20 Summit ini berjalan, akan ada kesepakatan-kesepakatan investasi lainnya. Untuk itu, ia berharap Kementerian Investasi bersama Kadin Indonesia dan pemerintah daerah untuk menyiapkan diri agar mampu mengelola investasi yang sudah disepakati ini.
Sebelumnya, dalam Konferensi Pers B20 Summit di Menara Kadin, Jakarta, Jumat (4/11/2022), Kadin Indonesia mencatatkan ada beberapa negara yang sudah pasti tertarik untuk menandatangani nota kesepahaman (MoU) investasi saat B20 Investment Forum, di antaranya Amerika, China, UEA, dan Singapura.
Baca Juga
Kesepakatan investasi ini untuk beberapa bidang utama investasi, khususnya digitalisasi, manufaktur dan infrastruktur, serta investasi paling besar pada energi dan sustainable energy.
Dalam kesempatan yang sama, Menteri Investasi/Kepala BKPM Bahlil Lahadalia mengatakan Indonesia berhasil mengendalikan Covid-19 bersamaan dengan terus mendorong pertumbuhan ekonomi dengan baik. Hal ini terbukti dengan pertumbuhan ekonomi Indonesia di kuartal ketiga berada di angka 5,72 persen dan inflasi terkendali di bawah 6 persen.
Di tahun 2022, Bahlil mengatakan presiden dan Menko Marves mendorong agar menguatkan sektor industrialisasi dan mematok target investasi di sektor riil di angka Rp1200 triliun agar pertumbuhan ekonomi berada di angka 5,3 persen.
“Di kuartal ketiga ini, di luar hulu migas dan keuangan, kami sudah mencapai angka investasi sebesar Rp307,8 triliun atau 25,7 persen dari total akumulasi yang ada. Artinya untuk FDI, ini tumbuh sebesar 63,3 persen. Mungkin ini menjadi pertumbuhan FDI terbesar dalam sejarah ekonomi nasional pascareformasi,” kata Bahlil.
Bagi Bahlil, angka-angka tersebut membuktikan bagaimana Indonesia merupakan negara yang secara pondasi makroekonominya sangat kuat dan stabil sehingga tidak perlu ragu untuk berinvestasi.
“Jadi bagi investor asing, Indonesia sudah tidak perlu diragukan lagi sebagai negara tujuan investasi. Iklim politik dan hukum stabil, pertumbuhan ekonomi terus tumbuh positif dan juga inflasi terjaga. Jadi, tidak perlu negara lain jika sudah ada Indonesia,” jelasnya.