Bisnis.com, JAKARTA – Fokus pelaku pasar hari ini tertuju pada data indeks harga konsumen bulan Oktober 2022. Namun, data ekspektasi inflasi selanjutnya dipandang menjadi penentu prospek jangka panjang pasar global.
Dilansir dari Bloomberg pada Kamis (10/11/2022), investor memperkirakan indeks harga konsumen (IHK) AS turun dibandingkan bulan sebelumnya.
Di sisi lain, data ekspektasi inflasi University of Michigan yang dirilis Jumat (11/11) diperkirakan memberikan gambaran lebih jelas mengenai dampak kebijakan The Fed secara lebih luas.
Indeks ekspektasi Michigan rebound menjadi 2,9 persen pada bulan Oktober dan peningkatan lebih lanjut diperkirakan memberi tekanan lebih lanjut terhadap The Fed untuk menaikkan suku bunga lebih tinggi dari yang diperkirakan.
Dalam pidatonya pada hari Kamis, Presiden The Fed Richmond Thomas Barkin menegaskan bank sentral AS tidak akan mundur dalam usaha meredakan inflasi.
"Proses kembalinya inflasi ke level normal yang lebih lama dapat mengancam stabilitas ekspektasi inflasi," katanya.
Baca Juga
Menurut Prashant Newnaha, ahli strategi tingkat senior Asia-Pasifik di TD Securities Inc, imbal hasil obligasi AS naik jika data IHK sejalan dengan perkiraan dan ekspektasi inflasi 5-10 tahun naik ke level tertinggi sejak 2011.
"Data IHK diperkirakan tidak memicu respons pasar yang signifikan, tetapi pengujian ulang level tertinggi yang dicapai Januari dan Juni pada data University of Michigan akan menegaskan kembali bahwa kenaikan suku bunga saat ini belum memiliki dampak terhadap inflasi," pungkasnya.