Bisnis.com, NUSA DUA - Proses produksi baterai mobil listrik dalam negeri akan dimulai pada 2024. Langkah ini seiring dengan besarnya potensi Indonesia sebagai rantai pasok baterai kendaraan listrik global.
Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan mengatakan proses produksi baterai mobil listrik akan dimulai pada kuartal II/2024.
"Sekarang sudah jalan. Saya sudah bilang 2024 pada kuartal dua atau tiga kita akan produksi baterai kita sendiri," ujarnya saat ditemui di Nusa Dua, Bali, Rabu (9/11/2022).
Luhut menyatakan bahwa produksi baterai mobil listrik atau electric vehicle (EV) itu akan mengganden dengan sejumlah perusahaan, seperti Contemporary Amperex Technology Co. Ltd. [CATL], LG Energy Solution, ataupun industri lain.
Di sisi lain, Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) meyakini bahwa Indonesia berpotensi menjadi rantai pasokan baterai kendaraan listrik secara global.
Wakil Menteri BUMN I Pahala Nugraha Mansury mengatakan Indonesia bisa menjadi rantai pasokan baterai kendaraan listrik karena memiliki cadangan nikel terbesar di dunia.
Nikel merupakan bahan dasar yang dibutukan untuk memproduksi baterai kendaraan listrik dengan komposisi mencapai 65 persen.
“Indonesia sebenarnya memiliki semua potensi untuk dapat menjadi bagian dari rantai pasokan global EV di masa depan karena sekitar 35 persen komponen, biaya, pembuatan EV jelas berasal dari baterai, dan Indonesia merupakan negara yang memiliki cadangan nikel terbesar,” ujarnya.
Namun, upaya menjadi bagian dari pemasok baterai kendaraan listrik tidak mudah. Untuk wilayah Asia, Indonesia mesti bersaing dengan China yang sudah lebih dulu memulai perkembangan kendaraan listrik.
Meski demikian, Indonesia sedang berusaha mengambil peluang untuk menjadi mitra tiga produsen baterai kendaraan listrik di dunia, khususnya Tesla yang telah menorehkan catatan positif dalam beberapa tahun terakhir